Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan Bisnis - Pembicara - Penulis - Aktivis

Focused on strategy, sales; operations, and logistics improvement. Passionate about turning insights into impact. Connect with me on LinkedIn: Henokh Freddy

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Buddhism dan Stoicisme. Dua Jalan Universal Menuju Kebebasan Batin Dari Sumber Yang Sama?

4 Mei 2025   12:11 Diperbarui: 4 Mei 2025   17:57 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Shahriar Lenin dari Pixabay

Lebih baik menaklukkan diri sendiri daripada menang dalam seribu pertempuran. Maka kemenangan itu adalah milik mu. Tidak bisa diambil oleh malaikat atau iblis, surga atau neraka - Buddha (Dhammapada ayat 103)

Seorang manusia yang menaklukkan keinginan nya lebih hebat dari seorang penakluk kota - Zeno of Citium

Setelah kembali menulis artikel untuk blog Kompasiana saya hingga menjelang tengah malam, saya bertekad untuk bangun siang di Hari Minggu dan menikmati istirahat yang saya butuhkan. Hari Minggu seharusnya menjadi hari dimana waktu berjalan lambat, agar energi kita diisi penuh kembali untuk persiapan aktifitas 6 hari mendatang.

Namun cita-cita bangun siang tinggal cita-cita. Pukul 6 pagi saya dibangunkan oleh beberapa pesan teks yang masuk ke HP saya dan sebuah telp dari seorang kenalan lama. Ya, salah saya sendiri, siapa suruh saya mengirimkan link artikel saya ke teman-teman tengah malam tadi. Pasti mereka memberikan tanggapan atas artikel saya. Karena sudah terbangun, saya mengangkat telepon dari kenalan lama.

Setelah bertegur sapa, ia bertanya mengenai nasib perusahaan keluarga yang sedang saya tangani saat ini. Setelah diskusi sekilas, kemudian ia menceritakan bahwa menyadari usia nya (juga usia saya) saat ini yang sudah tidak muda lagi, ia mulai belajar ilmu filsuf dengan membaca buku stoicisme. Dari buku stoicisme, ia tiba pada inti untuk belajar tidak berharap banyak dalam kehidupan ini. "Agar tidak banyak mengalami kekecewaan dalam hidup ini, pak" sahutnya kepada saya. 

Jujur saya terkagum mendengar cerita nya. Saya mengenalnya sebagai seorang single parent yang bekerja sebagai wanita karir di sebuah perusahaan multi nasional di daerah Sudirman. Dengan segala kesibukannya, dengan segala keletihannya, saya tahu bahwa ia tidak pernah meninggalkan agama dan selalu menjadikan Nya sebagai pedoman hidup. Dan kini ia meningkatkan kelas dirinya dengan belajar ilmu filsuf. Kalau kata teman medan saya : "sungguh dalam". 

Jangan banyak berharap dalam kehidupan ini. Ah, kok rasa-rasanya saya pernah mendengar kalimat ini. Sambil memutar kembali memori di otak saya, saya teringat. Saya pernah mendengar hal ini dalam ajaran Buddha yang pernah saya pelajari dulu. Setelah saya cari-cari, ada 2 ayat sejauh ini yang bisa saya kutip sesuai dengan "jangan berharap banyak dalam kehidupan" :

1. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Akar dari segala penderitaan adalah keinginan - Buddha (Empat Kebenaran Mulia)

2. Yang dicintai membawa penderitaan, yang tidak dicintai membawa penderitaan. Bila tidak memiliki apa-apa maka tidak ada penderitaan - Buddha (Samyutta Nikaya)

Setelah selesai berbicara melalui telepon dengan kenalan saya tersebut, saya segera mencari informasi lebih lanjut mengenai STOICISME. Beruntung bagi kita yang hidup di era internet kini. Kalau 40 atau 30 tahun lalu, untuk mencari informasi, ilmu, pengetahuan, kita harus pergi ke toko buku berkeliling satu rak ke rak lain mencari buku yang sesuai; kini cukup duduk manis membuka laptop dan mengetik kata kunci yang kita inginkan. Mbah Gugel siap sedia mencarikan nya untuk kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun