Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Sales - Marketing - Operation

To complete tasks and working target perfectly. Leave path in a trail.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Benarkah Ini Saatnya Pemasaran untuk Tiarap Saja?

31 Maret 2020   02:38 Diperbarui: 31 Maret 2020   12:40 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Foto di-edit dari Free Photos oleh Pixabay

 In the midst of every crisis, lies great opportunity - Albert Einstein

Minggu lalu, dalam artikel yang saya share sebelumnya, saya mengulas mengenai fenomena penjualan produk-produk kategori bahan makanan pokok akibat panic buying yang terjadi. 

Tiba-tiba terjadi kelangkaan sesaat produk-produk bahan makanan pokok, yang membuat konsumen tidak lagi membeli produk berdasarkan merk favoritnya, melainkan merk apa saja dibeli oleh konsumen asalkan barangnya sesuai dengan yang diinginkan. 

Tidak ada mie instan merk A, merk B juga jadi, yang penting mie instan. Tidak ada gula halus merk A, gula halus merk B pun dibeli, bahkan kalau perlu, gula kasar merk C yang selama ini tidak pernah dibeli, pun akan dibeli dalam kondisi panik seperti itu. Yang penting gulanya, produknya, bukan lagi merknya. 

Juga selain produk bahan makanan pokok, yang mengalami peningkatan penjualan yang luar biasa adalah produk kategori perlengkapan kesehatan seperti masker dan sanitizer serta produk antiseptik; sampai-sampai produk-produk tersebut hingga kini masih sulit ditemui di pasar.

Panen penjualan akibat panic buying sebelum Bulan Ramadhan membuat banyak produsen yang memproduksi bahan makanan pokok kewalahan memenuhi permintaan pasar. 

Kondisi ini membuat produsen tanpa harus mengeluarkan biaya promosi, tanpa strategi diskon penjualan, tetap terjual dengan sendirinya. Dari 4P Marketing Mix, cukup fokus di 2P saja: Bagaimana produk tetap tersedia untuk dijual, dan pendistribusian yang baik agar penyebaran produknya tetap merata untuk menutup celah kompetitor merebut konsumen akibat kekosonggan produk kita.

Kemarin, setelah penayangan artikel tersebut di minggu lalu, seorang sahabat saya iseng bertanya pada saya mengenai kondisi untuk produk-produk konsumen namun bukan kategori bahan makanan pokok, contohnya produk-produk sandang (pakaian). Produk-produk sandang, kini bisa dibilang mengalami mati suri penjualan. 

Selain ketiadaan konsumen yang berpikir untuk stok produk sandang (karena fokus ke bahan makanan), ditambah dengan penutupan banyak pusat perbelanjaan, membuat peluang penjualan produk-produk sandang semakin kecil bahkan bisa tiada sama sekali. 

Kondisi ini membuat teman saya iseng bertanya pada saya, apakah dengan kondisi demikian, tidak ada lagi sama sekali peluang produsen produk sandang untuk berjualan? Pertanyaan yang cukup menyita pemikiran saya dan sangat menarik untuk didiskusikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun