Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Sales - Marketing - Operation

To complete tasks and working target perfectly. Leave path in a trail.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlukah Negara Mengatur Percintaan Si Kaya dan Si Miskin atas Nama Keadilan?

20 Februari 2020   22:10 Diperbarui: 20 Februari 2020   22:24 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Free Photos dari Pixabay

2. Bisa menimbul potensi "aji mumpung" dan mematikan semangat si miskin dalam membalikkan hidupnya menjadi si kaya melalui kerja keras. 

Mengapa? Karena dengan fatwa ini,  yang miskin akan merasa hidupnya "terselamatkan" oleh yang kaya tanpa perlu susah susah membanting tulang belajar di sekolah dan bekerja menjadi yang terbaik. 

Buat apa susah payah, toh nanti ada durian runtuh yang jatuh depan mata, tinggal makan menikmati? Bagaimana kita sebagai anak bangsa bisa gigih bertarung dengan bangsa lain kalau kita dimanjakan? 

Saya memahami bahwa Pak Menteri tidak tahan lagi melihat penderitaan banyak rakyat yang masih berjuang di bawah garis kemiskinan, dan kebanyakan tidak terjangkau bantuan dan dukungan untuk mereka memperbaiki taraf hidupnya. Ini membuat rantai kehidupan orang tua ke anak ke cucu berputar putar dalam lingkaran kemiskinan yang tidak bisa diputuskan. 

Saya sangat setuju bahwa yang kaya wajib membantu memutuskan lingkaran kemiskinan yang telah terjadi generasi ke generasi. Tapi caranya bukan dengan memaksakan pernikahan antar status sosial.

Ada cara yang lebih tepat yang bisa dilakukan pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan rakyatnya. Kunci utama hanya 1 (satu). Jangan ada uang rakyat yang menjadi hak rakyat miskin di korupsi. Gunakanlah pajak yang dibayar perusahaan korporasi, orang orang kaya dengan bijak untuk membantu rakyatnya yang masih miskin untuk keluar dari lingkaran kemiskinan tersebut. 

Berikanlah fasilitas gratis pendidikan dari TK, SD hingga Universitas. Berikanlah fasilitas kesehatan gratis bagi kalangan yang tidak mampu. Berdayakanlah usaha kecil, warung, pengrajin, pedagang keliling melalui bantuan permodalan, membantu pemasarannya hingga kalau perlu proteksi rasional bagi usaha kecil di saat tidak mampu melawan usaha besar. Bangunlah infrastruktur dan sarana yang bisa mendukung kehidupan yang lebih layak dan kelancaran usaha di daerah terpencil agar tidak menjadi terkucil dari peradaban.

Intinya banyak cara yang lebih tepat yang bisa dilakukan pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup rakyatnya yang masih berada di garis kemiskinan. Asalkan dana dan anggarannya digunakan dengan tepat, tidak disunat sana sini, saya yakin kata kunci Memberdayakan lebih tepat daripada Mengurusi Pernikahan yang harusnya sakral dan merupakan hak asasi masing-masing orang.

Keadilan itu bukan si kaya membagi kekayaannya kepada miskin dalam suatu pernikahan. Keadilan itu adalah membantu yang tidak mampu menjadi mampu sebagaimana yang di peroleh mereka yang diberkati dalam hidupnya. 

Sekolah dan pendidikan yang layak. Kesempatan bekerja yang layak. Upah kerja yang layak. Fasilitas kesehatan yang layak. Sarana dan prasarana yang layak. 

Memang semua ini tidak mudah dijalankan pemerintah. Tapi ini jauh lebih bermanfaat daripada menjalankan ide sederhana namun tidak tepat sasaran kan.

Salam,

Freddy Kwan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun