Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Sales - Marketing - Operation

To complete tasks and working target perfectly. Leave path in a trail.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Persuasif atau Pemarah, Gaya Kepemimpinan Mana yang Lebih Baik?

2 November 2019   18:07 Diperbarui: 3 November 2019   10:25 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sumber : bisnis.com

Demikian juga sebagai anak buah, masing-masing memiliki karakter yang berdeda. Ada yang ditegur baru berubah. 

Ada yang sudah ditegur berkali-kali masih juga tidak mau berubah. Ada yang tidak bisa ditegur sama sekali, mau nya diomongin baik-baik baru bisa berubah. Ada yang harus dimarahi dulu baru berubah.

Namun dengan ratusan atau ribuan anak bauh / karyawan yang dipimpin, bagaimana mungkin seorang pemimpin diharapkan melakukan pendekatan yang berbeda sesuai dengan karakter masing-masing individu?

Untuk itu budaya dan karakter secara mayoritas yang dijadikan acuan dalam menentukan gaya kepemimpinan yang akan di bawa.

Dalam kejadian nyata yang kita lihat belakangan ini dan sedang ramai ramainya di media sosial: pada Tanggal 23 Oktober, Pak Gubernur sudah memberikan pengarahan dan melakukan penyisiran anggaran secara internal. Masalah pulpen yang anggarannya tinggi sudah diketahui dan dikritik oleh Pak Gubernur. 

Namun, setelah pengarahan tersebut, nampaknya tidak ada yang terjadi. Anak buah diduga tidak segera melakukan evaluasi ulang dan perbaikan hingga akhirnya banyak mata anggaran yang dianggap "tidak pantas" ditemukan anggota DPRD pada Tanggal 29 Oktober dan menjadi viral, serta di kemudian hari semakin banyak anggaran lain yang dianggap tidak pantas ditemukan.

Kalau benar kronologisnya seperti ini, artinya sikap sabar dan persuasif yang dikedepankan Pak Gubernur tidak berhasil mengubah anak buahnya untuk bekerja lebih baik.

Akibatnya, Gubernur menjadi bully-an warga netizen atas munculnya banyak anggaran yang tidak wajar.

Sebaliknya, di periode Gubernur sebelumnya yang dikenal temperamental, sedikit-sedikit memarahi anak buahnya yang dianggap tidak bisa bekerja, bahkan tidak segan memecat anak buah yang tidak becus bekerja, namun masyarakat di saat itu menikmati pelayanan yang terbaik dari PNS Pemda tersebut. 

Semua urusan yang dulunya dianggap susah urusnya, lama, kemudian diduga butuh uang pelicin untuk memuluskan segala urusan warganya, semuanya hilang menjadi lebih baik, transparan dan bersih.

Namun walaupun demikian, tetap banyak netizen yang mem-bully Gubernur melalui karakternya yang temperamen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun