Mohon tunggu...
Fredick Ginting
Fredick Ginting Mohon Tunggu... Freelance -

Belajar ilmu politik dari Harold Laswell sampai Samuel Huntington, belajar demokrasi dari Thomas Jefferson sampai Ernesto Laclau. Menonton karya David Fincher sampai Martin Scorsese, mengagumi Charlize Theron sampai Jennifer Lawrence.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Belas Kasihan Perusak Segalanya

17 Februari 2017   10:10 Diperbarui: 17 Februari 2017   10:52 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: crimefictionlover.com

Dalam masyarakat modern, spiritualitas sering dipandang sebagai lelucon. Individu saat ini telah kehilangan perbedaan mendasar antara kebaikan dan kejahatan. Hasilnya adalah menyerahkan Tuhan pada golongan fundamentalis dan ekstremis di satu sisi, atau kepada kelompok humoris di sisi lain. Karena ateis fanatik tak berbeda dengan fanatik agama.

Katolik adalah satu-satunya agama yang melibatkan sakramen pengakuan dosa: orang-orang memberitahukan dosa-dosa mereka kepada seorang abdi Tuhan dan sebagai balasannya, menerima pengampunan. Tapi, kadang-kadang dosa itu begitu berat sehingga pendeta biasa tidak bisa memberikan pengampunan. Yaitu kasus-kasus yang disebut sebagai dosa besar.

Pembunuhan, misalnya. Dalam kasus dosa besar ini, pendeta yang menerima pengakuan sang pendosa menuliskan teks pengakuan dosanya dan mengajukan pada otoritas yang lebih tinggi: sebuah dewan wali gereja berkedudukan tinggi di Roma untuk memutuskan masalah seperti ini. Dewan tersebut adalah sebuah pengadilan jiwa bagi manusia.

Pengadilan jiwa ini bernama Paenitentiaria Apostolica dan berdiri pada abad ke-12. Mulanya lingkup tugasnya masih kecil. Abad yang dikenal sebagai masa indulgensi itu ditandai masuknya para peziarah secara besar-besaran ke Roma. Selain mengunjungi basilika-basilika, para peziarah itu juga bermaksud untuk mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa mereka.

Mulanya, dispensasi dan pengampunan tidak bisa hanya diberikan oleh pendeta biasa, melainkan hanya bisa diberikan oleh Paus. Karena tugas tersebut terlalu besarlah, Paenitentiaria dibentuk. Paus memberi delegasi pada kardinal tertentu yang dipilih untuk menjadi anggota Paenitentiaria.

Setiap Paenitentiaria mengeluarkan keputusan, teks-teks pengakuan dosa tersebut dibakar. Namun, beberapa tahun kemudian, penitenziere-sebutan untuk anggota Paenitentiaria-memutuskan untuk menjaga teks tersebut dan membuatnya menjadi sebuah arsip rahasia.

Arsip tersebut terkumpul selama hampir seribu tahun. Dosa-dosa terburuk yang dilakukan oleh manusia terlestarikan dalam arsip tersebut, termasuk kejahatan yang tak pernah terungkap. Arsip kejahatan yang dimiliki Paenitentiaria ini kemudian menjadi arsip kejahatan terbesar dan termutakhir di dunia, lebih besar dari data yang dimiliki oleh kepolisian mana pun di dunia.

Dari data dalam arsip tersebut, penitenziere mulai mengembangkan kerja mereka dengan mempelajari, menganalisis, dan berusaha mengurai berbagai kasus kriminal, sama seperti yang dilakukan oleh kriminolog modern. Ketika penitenziere berhasil memecahkan satu kasus tertentu, penitenziere kemudian mengomunikasikannya secara anonim kepada pihak terkait atau berwenang.

Kebaikan selalu punya harga, kejahatan itu gratis

Monica, seorang dokter magang muda di rumah sakit Gemelli menjadi salah satu orang yang diberi petunjuk secara tanpa sadar dan anonim untuk mengetahui pelaku pembunuhan saudari kembarnya, Teresa. Teresa dibunuh secara keji beberapa tahun sebelumnya dengan leher tergorok oleh pembunuh berantai yang belum mampu diungkap dan ditangkap oleh kepolisian.

Monica mengetahui pelakunya setelah menemukan sepatu roda milik Teresa yang terakhir kali dipakainya di sebuah vila seorang lelaki bernama Jeremiah Smith. Perjumpaan Monica dengan Jeremiah terjadi karena Jeremiah yang meminta pertolongan rumah sakit karena mengalami sianosis, mirip penyakit jantung. Pertemuan ini tentu saja diatur secara sengaja oleh seorang petinenziere. Monica yang sedang tugas jaga memutuskan untuk menyelamatkan nyawa Jeremiah, meski punya kesempatan  membalaskan dendam atas kematian Teresa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun