Mohon tunggu...
Fransisca Lisa
Fransisca Lisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional - UPN Veteran Yogyakarta

Memiliki ketertarikan di bidang seni, sosial dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepentingan Rusia dalam Kerja Sama Perdagangan Alutsista dengan Sudan

6 Oktober 2022   14:27 Diperbarui: 6 Oktober 2022   14:42 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : internasional.kompas.com

Rusia dan Sudan mempunyai hubungan bilateral yang sudah cukup lama. Hubungan bilateral yang dilakukan oleh kedua negara ini lebih berfokuskan pada kerja sama politik, ekonomi dan militer atau alutsista. Dengan berdasarkan hubungan bilateral antar kedua negara yang kuat, Rusia dan Sudan gencar meningkatkan kerja sama dalam tiga bidang tersebut.

Perdagangan alutsista merupakan salah satu aspek yang dominan di dalam hubungan bilateral antara Rusia dan Sudan. Sejak awal terbentuknya hubungan diplomatik kedua negara ini telah melakukan kerja sama pada perdagangan alutsista. Maka dari itu, Sudan menjadi bergantung pada impor alutsista dari Rusia.

Akan tetapi, Rusia ternyata tidak menjadi satu-satunya aliansi terdekat Sudan, ada kekuatan besar lain yang mendominasi Sudan, yakni Tiongkok. Tiongkok telah memiliki hubungan diplomatik dengan Sudan cukup lama. Bahkan, hubungan diplomatik yang terjalin antara Sudan dan Tiongkok telah terbentuk terlebih dahulu dibanding dengan Rusia. Hal ini dapat dikatakan bahwa Sudan mempunyai dua aliansi besar yang berada di tangannya.

Hal tersebut kemudian mejadi ancaman tersendiri bagi Rusia. Dengan timbulnya pengaruh Tiongkok yang cukup besar di Sudan mengakibatkan Rusia terpicu untuk meningkatkan hubungan bilateralnya dengan Sudan. Kemudian, Rusia menjadi gencar untuk meningkatkan kerja sama di bidang militer yang mencangkup perdagangan alutsistnya.

Hadirnya Tiongkok yang menjadi ancaman bagi Rusia mengakibatkan Rusia sangat berupaya untuk mempertahankan status quo dan eksistensinya di Sudan. Kepentingan pertahanan ini menjadi sebuah kepentingan yang ingin Rusia capai. Kepentingan ini timbul sebab Rusia yang melindungi pengaruhnya di Sudan. Bilamana pengaruh tersebut bisa tetap terjaga, maka kepentingan-kepentingan lainnya yang ingin dicapai oleh Rusia akan aman.

Usaha yang dilakukan oleh Rusia untuk menggapai kepentingannya ialah dengan melalui perdagangan. Perdagangan menjadi salah satu cara yang dilancarkan rusia sebagai langkah untuk melindungi hubungan dan pengaruhnya di Sudan. Rusia dan Sudan sendiri lebih condong menjalankan kerja sama perdagangan alutsista, alat utama dalam sistem persenjataan. Rusia sendiri merupakan salah satu negara yang menjadi produsen alutsista terbesar di dunia. 

Rusia sendiri telah lama menjadi aliansi perdagangan alutsista terbesar bagi Sudan. Kedua negara ini kemudian memutuskan untuk melakukan sebuah pertemuan pada tahun 2017. Dalam pertemuan tersebut, Rusia dan Sudan bersepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang militer yang mencakup perdagangan alutsista. Rusia lalu semakin rajin untuk meningkatkan kerja sama perdagangan alutsista dengan Sudan pada tahun 2017-2019. Hal ini bertujuan untuk melindungi pengaruh dan kepentingan Rusia di Sudan, serta pengaruhnya di wilayah Afrika.

Selain perdagangan alutsista, Rusia dan Sudan turut melakukan pelatihan militer bersama, lalu kedua negara juga berencana untuk membangun pangakalan militer di Laut Merah. Kesepakatan tersebut dilihat sebagai potensi yang baik bagi Rusia untuk mempertahankan pengaruh dan hubungan diplomatiknya dengan Sudan.

Selain agar Rusia dapat membangun pangkalan militernya, perdagangan alutsista Rusia dengan Sudan juga menjadi sarana untuk mempertahankan status quo dan pengaruh Rusia di Sudan. Salah satu upaya Rusia untuk memenuhi kepentingan pertahanannya adalah dengan memberikan harga yang terjangkau terhadap alutsistanya. Terutama ketika terdapat permasalahan yang terjadi di Sudan, sebagai contoh yaitu ketika pelengseran mantan Presiden Sudan yaitu Omar Al-Bashir yang dilakukan secara paksa oleh Faksi Militer Sudan. Hal tersebut berdampak terhadap laju perekonomian Sudan. Melalui penetapan harga penjualan alutsista yang terjangkau ke Sudan, maka akan menjadi kesempatan yang baik untuk memenuhi kepentingan pertahanan Rusia

Selain Rusia, Tiongkok turut memberikan harga yang murah terhadap alutsista yang menimbulkan kompetisi perdagangan alutsista Rusia dan Tiongkok semakin sengit. Hal itu menjadi acuan bagi Rusia untuk meningkatkan kerja sama militernya, tentunya dengan sekaligus menetapkan penjualan alutsista dengan harga yang terjangkau agar impor Sudan akan alutsista Rusia terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun