Mohon tunggu...
Fransiska Caecilia
Fransiska Caecilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

'"Mungkin semua puncak sudah kita daki,tetapi kalau kita berpikir kreatif kita tidak akan kehabisan petualangan"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Menghadapi Krisis Lingkungan Hidup?

28 Oktober 2021   09:39 Diperbarui: 28 Oktober 2021   09:51 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pendidikan lingkungan hidup, Paus Fransiskus mengusulkan model pendidikan ekologis yang holistik. Maksudnya adalah  model pendidikan yang tidak hanya berkutat pada manusia saja tetapi juga menjangkau lingkungan sekitar dan akhirnya kepada Tuhan. Harapannya model pendidikan tersebut mampu membangun kembali keselarasan dengan alam, sesama dan Tuhan (art. 210).

Untuk mencapai tujuan dari model pendidikan ekologi holistik, ada beberapa hal yang perlu dicapai. Yang pertama adalah kemampuan untuk membangun kembali hubungan yang akrab dengan alam sebagai rumah kita. Keakraban menjadi poin yang penting sebab ketika manusia tidak akrab maka dari sanalah kerusakan lingkungan itu dimulai.

Kedua adalah adalah kemampuan untuk bersolider dengan sesama manusia, khususnya yang rentan. Oleh karena itu para pendidik harus mampu mengembangkan pedagogi yang efektif untuk menumbuhkan solidaritas, tanggung jawab dan kepedulian (art. 210). Bagi Paus Fransiskus, solidaritas dan belarasa bisa menjadi penangkal yang mujarab untuk mengatasi dampak ekonomi liberal yang merusak alam.

Ketiga, Pendidikan ekologi holistik harus bisa membuat lompatan transanden. Lompatan yang membantu manusia menyadari keberadaan Allah sebagai pencipta semesta. Ketika ketiga  hal ini tercapai maka lengkap sudah tugas dari pendidikan lingkungan hidup untuk menciptakan manusia yang sehati seperasaan dengan alam dan penciptanya.

6 Bagaimana kita mengalami pendidikan lingkungan hidup dan mendidik diri kita secara mandiri?

Dari pengalaman saya, pendidikan lingkungan hidup saya dapatkan dari keluarga juga dari sekolah. Di keluarga saya diajarkan sejak kecil untuk bercocok tanam. Kedua orangtua saya memang memiliki minat dalam dunia cocok tanam, Di samping itu keluarga saya juga mengajarkan soal penggunaan prinsip 3R. Hal tersebut nampak misalnya dalam penggunaan botol plastic. Saya ingat betul kedua orangtua saya sering mengubah sampah botol plastik menjadi pot tanaman. Pernah juga ketika saya mendapat tugas membuat kerajinan tangan, orangtua membantu saya membuat kerajinan dari sampah bekas deterjen dan sampah plastik lainnya.

Sementara dari sekolah, saya merasa bahwa sekolah katolik sangat memperjuangkan pendidikan lingkungan kepada para muridnya. Hal ini sangat saya rasakan mengingat seumur hidup saya bersekolah di sekolah katolik. Di semua sekolah itu saya dididik untuk memiliki kepedulian pada lingkungan. Ibarat sebuat dasar hidup, pendidikan lingkungan bisa dikatakan menjadi kekhasan sekolah-sekolah katolik.

Saat ini saya masih meneruskan pola pendidikan lingkungan hidup yang saya terima dari keluarga dan sekolah. Rasa-rasanya pola tersebut sudah mengakar dan menjadi habitus. Hal tersebut terwujud melalui kebiasaan saya untuk membawa tas sendiri ketika berbelanja. Dengan membawa tas sendiri setidaknya saya mengurangi potensi penggunaan plastik. Hal lain yang juga saya buat adalah membuat kreasi dari barang bekas misalnya seperti pigura foto dari kardus bekas, pot hias dari botol bekas dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari kreasi tersebut saya jadikan hiasan kamar. Di satu sisi hal tersebut membantu saya untuk mengelola lingkungan dan di sisi lain apa yang saya lakukan itu membantu saya membuat suasana baru di tempat yang saya huni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun