Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Penantian 4: Di Persimpangan

2 Desember 2022   16:59 Diperbarui: 2 Desember 2022   17:08 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persimpangan Jalan di dekat rumahku (Dokpri)

Oleh Fransisco Xaverius Fernandez

Ketika anak-anakku memilih sekolah setelah tamat SMP kami menyerahkan sepenuhnya pada pilihan mereka. Tentu kami juga memberikan masukannya.

Putera Sulung kami akhirnya memilih SMK Pariwisata dengan program keahlian  Tata Boga. Kami terus menguatkannya bahwa ada konsekuensinya ketika memilih Boga yaitu fokus pada bagian masak.

Jika mau bekerja, maka bidangnya seperti ini. Jika mau bisnis seperti ini. Kami sebagai orang tua tetap mendukungnya. Namun ketika ia mengambil Diploma 1, ternyata jurusan yang diambilnya adalah Housekeeping. Housekeeping adalah jurusan yang berkaitan dengan kebersihan kamar serta lingkungan dalam hotel dan bertujuan untuk memastikan daya tarik dan estetika hotel.

Ia sempat bekerja di Malaysia dan Qatar. Sekarang ia sedang bekerja di Uni Emirat Arab tepatnya di Dubai. Kami tetap memberikan motivasi sehingga kelak ia mau melanjutkan pendidikannya sampai jenjang sarjana.

Sedangkan untuk Si Tengah, dari semula ia sudah memantapkan pilihannya pada sekolah teknik. Terbukti mulai SMA ia sekolah di SMA Sampoerna dengan system beasiswa penuh dan model percepatan. Kemudian kuliahnya dilanjutkan di Sampoerna Akademi dengan mengambil jurusan Teknik Mesin.

Setelah selesai kuliahnya di Sampoerna Akademy ia mengikuti program beasiswa NTB dan diterima di Malaysia. Sehingga kini ia sedang melanjutkan kuliahnya di Salah satu perguruan tinggi di Malaysia dengan jurusan yang sama yaitu jurusan teknik mesin. Tekadnya sangat besar untuk melanjutkan sampai program Doktoral. Semoga tercapai apa yang menjadi cita-citanya.

Sedangkan si bungsu yang masih di SMK Pariwisata dengan program keahlian Multimedia. Sesuai dengan hobinya iapun menjalani sekolahnya dengan gembira. Sehingga sering mendapatkan juara pada lomba-lomba yang berkaitan dengan multimedia. Ia pun juara di kelasnya, tanpa banyak belajar.

Namun kini ia mulai bingung mau sekolah kemana. Ia ingin sekolah berbasis sekolah kedinasan asrama sesuai dengan jurusannya. Mungkin ada pembaca yang bisa membantunya? Mohon memberikan masukannya pada kolom komentar. Terimakasih.

****

Maka berdasarkan pengalaman kami tersebut , kitapun seringkali dihadapkan pada beberapa hal yang sama-sama penting ketika mau mengambil keputusan. Maka kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti berikut ini sebagai salah satu saran dari Penulis.

Pertama , hati harus tetap tenang dan jangan menuruti emosi.   Pikirkan masak-masak dari berbagai sudut. Terima semua masukan yang ada, bahkan bila perlu saling memberikan data-data yang sesuai. Misalnya ketika memilih sekolah bagi anak kami, mamanya memberikan data bahwa ketika sekolah di SMK ada resiko karena biasanya kita mau kerja langsung dan malas kuliah lagi. Atau jurusannya terbatas di bidang ini akibatnya tidak bisa ke jurusan lain, kecuali jika kuliah lagi. Dan banyak pertimbangan lainnya.

Lalu Kedua, Mempertanggungjawabkan secara dewasa setiap pilihan. Apabila sudah mantap, maka kami mengajarkan kepada mereka untuk mengurus sendiri segala hal yang berhubungan dengan pendaftaran sampai mengurus surat-suratnya. Agar mereka menyadari bahwa untuk sekolah yang diinginkan membutuhkan perjuangan yang luar biasa dan hati yang mantap dan tekad yang kuat. Dalam hal ini doa adalah kekuatan yang harus mengiringi langkah mereka.

Ketiga seperti yang sudah kami ungkapkan di atas, kami terus memberikan masukan dan pertimbangan dan segala dampak yang ada. Hal ini semata-mata agar mereka siap menerima resiko yang mungkin terjadi. Karena setiap pilihan pasti ada bagian enak dan tidak enak, ada bagian senang dan tidak senangnya. Maka kami mengajarkan kepada mereka untuk membuat suatu surat yang di tulis pada awal mereka sekolah yang kelak di buka saat suatu masalah terjadi pada mereka. Sehingga mereka kembali bangkit.

Keempat adalah jangan asal ikut masukan atau saran orang lain. Saran orang perlu namun segala keputusan tetap di tangan kita. Termasuk untuk masa depan anak-anak. Daripada memaksakan mereka sekolah di tempat yang kita anggap pavorit tapi mereka terbebani dengan penolakan dalam diri mereka? Misalnya si anak mau sekolah di jurusan teknik nesin, lalu kita paksa sekolah di Kedokteran misalnya. Memang baik tapi tidak sesuai dengan panggilan hati mereka akibatnya akan fatal.

Kelima yang merupakan kesimpulan dari semua adalah jangan nekat dalam memilih. Tetapi harus dalam perhitungan yang matang termasuk resiko yang mungkin terjadi. Karena tidak semua yang dianjurkan untuk nekat dan berani mengambil keputusan adalah baik. Apalagi bagi kami yang secara ekonomi belum dikatakan makmur sehingga bisa seenaknya gonta ganti sekolah.

Demikian saran kami untuk memastikan sebuah pilihan. Sekalilagi setiap pilihan pasti mengandung resiko.

===

Praya, 2 Desember 2022

Menanti Sang Fajar yang pasti datang

Dari Guru Opa Frans yang sedang belajar bijak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun