Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Penantian 4: Di Persimpangan

2 Desember 2022   16:59 Diperbarui: 2 Desember 2022   17:08 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persimpangan Jalan di dekat rumahku (Dokpri)

Maka berdasarkan pengalaman kami tersebut , kitapun seringkali dihadapkan pada beberapa hal yang sama-sama penting ketika mau mengambil keputusan. Maka kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti berikut ini sebagai salah satu saran dari Penulis.

Pertama , hati harus tetap tenang dan jangan menuruti emosi.   Pikirkan masak-masak dari berbagai sudut. Terima semua masukan yang ada, bahkan bila perlu saling memberikan data-data yang sesuai. Misalnya ketika memilih sekolah bagi anak kami, mamanya memberikan data bahwa ketika sekolah di SMK ada resiko karena biasanya kita mau kerja langsung dan malas kuliah lagi. Atau jurusannya terbatas di bidang ini akibatnya tidak bisa ke jurusan lain, kecuali jika kuliah lagi. Dan banyak pertimbangan lainnya.

Lalu Kedua, Mempertanggungjawabkan secara dewasa setiap pilihan. Apabila sudah mantap, maka kami mengajarkan kepada mereka untuk mengurus sendiri segala hal yang berhubungan dengan pendaftaran sampai mengurus surat-suratnya. Agar mereka menyadari bahwa untuk sekolah yang diinginkan membutuhkan perjuangan yang luar biasa dan hati yang mantap dan tekad yang kuat. Dalam hal ini doa adalah kekuatan yang harus mengiringi langkah mereka.

Ketiga seperti yang sudah kami ungkapkan di atas, kami terus memberikan masukan dan pertimbangan dan segala dampak yang ada. Hal ini semata-mata agar mereka siap menerima resiko yang mungkin terjadi. Karena setiap pilihan pasti ada bagian enak dan tidak enak, ada bagian senang dan tidak senangnya. Maka kami mengajarkan kepada mereka untuk membuat suatu surat yang di tulis pada awal mereka sekolah yang kelak di buka saat suatu masalah terjadi pada mereka. Sehingga mereka kembali bangkit.

Keempat adalah jangan asal ikut masukan atau saran orang lain. Saran orang perlu namun segala keputusan tetap di tangan kita. Termasuk untuk masa depan anak-anak. Daripada memaksakan mereka sekolah di tempat yang kita anggap pavorit tapi mereka terbebani dengan penolakan dalam diri mereka? Misalnya si anak mau sekolah di jurusan teknik nesin, lalu kita paksa sekolah di Kedokteran misalnya. Memang baik tapi tidak sesuai dengan panggilan hati mereka akibatnya akan fatal.

Kelima yang merupakan kesimpulan dari semua adalah jangan nekat dalam memilih. Tetapi harus dalam perhitungan yang matang termasuk resiko yang mungkin terjadi. Karena tidak semua yang dianjurkan untuk nekat dan berani mengambil keputusan adalah baik. Apalagi bagi kami yang secara ekonomi belum dikatakan makmur sehingga bisa seenaknya gonta ganti sekolah.

Demikian saran kami untuk memastikan sebuah pilihan. Sekalilagi setiap pilihan pasti mengandung resiko.

===

Praya, 2 Desember 2022

Menanti Sang Fajar yang pasti datang

Dari Guru Opa Frans yang sedang belajar bijak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun