Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dilema

19 November 2022   19:44 Diperbarui: 19 November 2022   19:45 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suami-istri ngobrol (Dokpri)

"Gara-gara tadi kamu melihat ibu seksi, berkulit putih bersih tapi berbulu ketiak yang lebat. Kamu dikutuk jadi bakteri dan langsung menempel di ketiak ibu tadi... hahaha....!"  

Pantesan aroma ini sangat kukenal: bau badan. Berarti si ibu tadi belum mandi, maklum masih pagi. Lalu kami berkenalan lebih dalam dengannya. Dalam salah satu kesempatan aku bertanya:

"Terus apa sebenarnya musuhmu?"

"Begini ya, karena kamu sudah terjebak di sini aku akan memberitahumu sebuah rahasia di mana kelemahanku! Hahaha....!" Tertawa lagi si Staph. Bikin aku makin merinding.

Karena senangnya ia punya teman manusia sebesar makhluk bersel satu bahkan lebih mirip di sebut Ionman aja, biar agak berbau film Marvel seperti Antman. Ia menceritakan bahwa salah satu hal yang membuatnya jengkel adalah ketika manusia yang didatanginya rajin mandi. Apalagi yang dipakainya adalah sabun anti bakteri.

"Banyak saudaraku yang tewas akibat sabun itu! Kesal aku!" gerutu si Staph. Tapi yang paling bagus sih sebaiknya bulu ketiak, bulu di setiap celah-celah sensitif termasuk di kemaluan di hilangkan. Sehingga semua kesempatan  untuk memecah molekul keringat menjadi bau bisa di minimalisir bahkan bisa dihilangkan.

"Kami paling suka ketika mereka berkeringat. Itu lho seperti tubuh ibu ini yang sekarang kamu tempel....hehehe..." kini tertawanya agak berubah karena si ibu sedang melepas bajunya satu persatu hendak mandi. Ketika aku mau menikmati sesuatu pemandangan yang indah tiba-tiba...

"Pah bangun!" lho kenapa aku sekarang berada di tempat tidur?

"Ma, kenapa papa ada di sini?"

"Kenapa ada di sini? Papa itu ketiduran tadi setelah pulang dari jalan-jalan. Dasar pemalas!"

"Astaga sekarang libur ya?" tanyaku polos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun