Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Branding Diri dalam CV dan Saat Interview

25 Juni 2025   08:06 Diperbarui: 25 Juni 2025   06:08 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wawancara kerja, interview kerja. (PEXELS/EDMOND DANTES)

 Pernah nggak, kamu ngerasa CV-mu udah keren banget, pengalaman juga lumayan, tapi tetap nggak dipanggil interview? Atau udah sampai tahap interview, tapi gagal lagi, lagi, dan lagi? Padahal kamu tahu kamu bisa. Tapi kenapa seolah-olah 'invisible'? Masalahnya bisa jadi bukan di isi CV kamu, tapi di cara kamu mengenalkan diri. Di sinilah personal branding berperan. Dan percaya atau nggak, ini lebih krusial dari sekadar daftar panjang prestasi. 

Mengapa Orang Biasa Bisa Kalahkan Kandidat Hebat

Setiap hari, ribuan CV dikirim ke perusahaan-perusahaan, dan setiap hari pula, orang-orang dengan latar belakang yang tampak biasa-biasa saja justru lolos dan mendapatkan pekerjaan. Di sisi lain, tak sedikit kandidat dengan pengalaman panjang dan segudang sertifikat justru tak mendapat kabar setelah submit lamaran. Pertanyaannya: kenapa?

Faktanya, banyak kandidat yang terlalu fokus menunjukkan apa yang mereka bisa, tapi lupa menjelaskan siapa mereka sebenarnya. Padahal dalam proses seleksi kerja modern, terutama setelah pandemi, perusahaan tidak hanya mengejar kompetensi, tapi juga karakter, nilai personal, dan kecocokan budaya.

CV Bukan Lagi Sekadar Dokumen, Tapi Etalase Diri 

Kebanyakan orang masih memperlakukan CV seperti daftar belanja: pendidikan di mana, kerja di mana, bisa apa saja. Tapi cara pandang seperti ini sudah usang. CV saat ini harus mampu mewakili siapa kamu sebagai manusia yang bekerja, bukan cuma manusia yang punya pengalaman.

Sebuah studi dari The Ladders tahun 2023 menunjukkan bahwa perekrut rata-rata hanya menghabiskan 6-7 detik untuk memindai satu CV. Artinya, CV kamu harus langsung bicara. Bukan bicara soal panjangnya pengalaman, tapi soal esensi siapa kamu dan mengapa kamu relevan.

Branding diri dalam CV bukan sekadar menyisipkan kata-kata keren seperti visioner , kreatif , atau dedikatif . Branding diri adalah ketika kamu berhasil membingkai pengalaman kamu dalam narasi yang jelas dan konsisten menyampaikan bukan hanya apa yang kamu lakukan, tapi juga mengapa kamu melakukannya dan apa dampaknya.

Di dunia kerja yang makin kompetitif dan terdigitalisasi, CV bukan cuma pintu masuk, tapi juga produk promosi kamu sendiri. Cara kamu menulis, memilih kata, bahkan menyusun urutan pengalaman kerja semua itu menunjukkan kualitas kepribadian dan gaya kerja kamu secara tidak langsung.

Interview Bukan Ujian, Tapi Panggung Personal Storytelling

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun