Bayangkan semangkuk gulai ayam hangat dengan aroma rempah yang menguar, kuah kental kekuningan yang membalut daging lembut, dan rasa gurih yang langsung melekat di lidah sejak sendokan pertama. Apa yang membuat masakan ini begitu istimewa? Jawabannya hampir pasti: santan.
Santan bukan sekadar bahan dapur. Ia adalah warisan. Sebuah kekayaan rasa dan simbol budaya yang sudah hidup berdampingan dengan masyarakat Indonesia selama ratusan tahun. Tapi kenapa ya, santan bisa begitu identik dengan masakan Indonesia? Apa benar kita hanya menggunakannya karena kelapa banyak tumbuh di negeri ini? Atau ada alasan lain yang lebih dalam, lebih kompleks, dan justru memperlihatkan betapa kayanya cara orang Indonesia memandang makanan?
Santan sebagai Jejak Peradaban Maritim
Banyak yang menyangka bahwa santan populer di Indonesia hanya karena faktor geografis: kelapa tumbuh subur di sepanjang garis pantai. Padahal, penggunaan santan sebenarnya adalah jejak nyata dari budaya maritim yang mengakar dalam sejarah bangsa ini.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Sejak zaman kuno, orang-orang Nusantara telah terbiasa melakukan pelayaran antarpulau, bahkan berdagang hingga ke India, Timur Tengah, dan Tiongkok. Salah satu yang mereka bawa dalam pelayaran itu bukan cuma rempah-rempah, tapi juga cara memasak yang khas, termasuk penggunaan kelapa dan santan.
Menariknya, penggunaan santan tidak hanya ditemui di satu daerah. Dari Sumatra hingga Papua, kamu bisa menemukan varian masakan bersantan dengan ciri khas masing-masing. Ini menunjukkan bahwa santan tidak berkembang secara kebetulan, tapi merupakan hasil dari pertukaran budaya yang berlangsung lama antar komunitas pesisir.
Bahkan dalam naskah-naskah kuno Jawa seperti Serat Centhini, penggunaan santan sudah disebutkan dalam resep masakan kerajaan. Ini membuktikan bahwa santan telah menjadi bagian dari rekam jejak kuliner bangsawan dan rakyat biasa sejak dulu kala. Santan, secara tak langsung, adalah simbol peradaban tropis yang mengerti bagaimana memanfaatkan alam sekitar secara cerdas.
Bagaimana Lemak Kelapa Membentuk Identitas Cita Rasa Indonesia
Kalau kamu perhatikan baik-baik, hampir semua masakan Indonesia punya satu benang merah dalam cita rasa: gurih yang dalam, kaya, dan kadang sedikit manis di ujung lidah. Nah, rasa gurih semacam ini tidak hanya datang dari garam atau MSG. Justru, sumber umami alami dalam masakan Indonesia sering kali berasal dari santan.