Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Masakan Indonesia Tak Bisa Lepas dari Santan?

8 Juni 2025   12:15 Diperbarui: 8 Juni 2025   12:13 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi santan. Apa yang terjadi pada tubuh jika konsumsi santan setiap hari?(Shutterstock/Sea Wave)

Bayangkan semangkuk gulai ayam hangat dengan aroma rempah yang menguar, kuah kental kekuningan yang membalut daging lembut, dan rasa gurih yang langsung melekat di lidah sejak sendokan pertama. Apa yang membuat masakan ini begitu istimewa? Jawabannya hampir pasti: santan.

Santan bukan sekadar bahan dapur. Ia adalah warisan. Sebuah kekayaan rasa dan simbol budaya yang sudah hidup berdampingan dengan masyarakat Indonesia selama ratusan tahun. Tapi kenapa ya, santan bisa begitu identik dengan masakan Indonesia? Apa benar kita hanya menggunakannya karena kelapa banyak tumbuh di negeri ini? Atau ada alasan lain yang lebih dalam, lebih kompleks, dan justru memperlihatkan betapa kayanya cara orang Indonesia memandang makanan?


Santan sebagai Jejak Peradaban Maritim

Banyak yang menyangka bahwa santan populer di Indonesia hanya karena faktor geografis: kelapa tumbuh subur di sepanjang garis pantai. Padahal, penggunaan santan sebenarnya adalah jejak nyata dari budaya maritim yang mengakar dalam sejarah bangsa ini.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Sejak zaman kuno, orang-orang Nusantara telah terbiasa melakukan pelayaran antarpulau, bahkan berdagang hingga ke India, Timur Tengah, dan Tiongkok. Salah satu yang mereka bawa dalam pelayaran itu bukan cuma rempah-rempah, tapi juga cara memasak yang khas, termasuk penggunaan kelapa dan santan.

Menariknya, penggunaan santan tidak hanya ditemui di satu daerah. Dari Sumatra hingga Papua, kamu bisa menemukan varian masakan bersantan dengan ciri khas masing-masing. Ini menunjukkan bahwa santan tidak berkembang secara kebetulan, tapi merupakan hasil dari pertukaran budaya yang berlangsung lama antar komunitas pesisir.

Bahkan dalam naskah-naskah kuno Jawa seperti Serat Centhini, penggunaan santan sudah disebutkan dalam resep masakan kerajaan. Ini membuktikan bahwa santan telah menjadi bagian dari rekam jejak kuliner bangsawan dan rakyat biasa sejak dulu kala. Santan, secara tak langsung, adalah simbol peradaban tropis yang mengerti bagaimana memanfaatkan alam sekitar secara cerdas.

Bagaimana Lemak Kelapa Membentuk Identitas Cita Rasa Indonesia

Kalau kamu perhatikan baik-baik, hampir semua masakan Indonesia punya satu benang merah dalam cita rasa: gurih yang dalam, kaya, dan kadang sedikit manis di ujung lidah. Nah, rasa gurih semacam ini tidak hanya datang dari garam atau MSG. Justru, sumber umami alami dalam masakan Indonesia sering kali berasal dari santan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun