Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Diet Mudah, Kenapa Masih Banyak yang Gagal?

6 Juni 2025   21:08 Diperbarui: 6 Juni 2025   21:08 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Program Diet. (SHUTTERSTOCK/FREEBIRD7977) 

Pernah nggak kamu merasa seperti diet itu semacam ujian hidup yang nggak ada jawabannya yang benar? Hari ini kamu disuruh makan tinggi protein, besok dilarang makan malam, lusa harus ikut tantangan puasa 16 jam. Setiap kali kamu buka media sosial, selalu ada diet baru yang katanya "paling ampuh". Tapi anehnya, semakin banyak kamu tahu, semakin bingung kamu dibuatnya.

Masalahnya bukan pada informasi. Masalah utamanya adalah terlalu banyak suara, terlalu sedikit pemahaman. Kita sibuk mengejar tren tanpa benar-benar memahami: tubuh kita itu bukan lembar kertas kosong yang bisa dicetak sama rata. Masing-masing punya keunikan metabolisme, kondisi hormon, latar belakang kesehatan, bahkan cara tubuh merespons stres. Jadi, pertanyaan yang seharusnya kamu ajukan bukan "diet apa yang paling cepat bikin kurus", tapi "apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuhku agar bisa hidup sehat dalam jangka panjang?".

Inilah akar kenapa banyak orang gagal dalam diet karena mereka berangkat dari motivasi yang keliru. Diet itu bukan proyek semusim, tapi perjalanan panjang untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan tubuh kamu sendiri.

Mengenal Tubuhmu Sendiri Langkah Awal yang Penting

Kita cenderung menganggap tubuh kita sebagai mesin yang bisa diatur dengan logika sederhana: kalau makan banyak, ya gemuk; kalau makan sedikit, ya kurus. Tapi kenyataannya jauh lebih kompleks dari itu. Tubuh adalah sistem biologis yang sangat cerdas, dan setiap tubuh bereaksi secara berbeda terhadap jenis makanan yang sama.

Contohnya, kenapa ada orang yang bisa makan karbohidrat tinggi tapi tetap langsing, sementara kamu hanya melihat nasi saja langsung naik 2 kilo? Jawabannya terletak pada faktor-faktor seperti profil genetik, sensitivitas insulin, komposisi bakteri usus, hingga gaya hidup yang sudah terbentuk sejak kecil. Bahkan faktor stres, jam tidur, dan kadar hormon kortisol pun bisa menentukan seberapa efisien tubuh kamu membakar kalori.

Kalau kamu benar-benar ingin sukses dalam diet, maka kamu perlu membangun kesadaran untuk mengenal pola tubuhmu sendiri. Ini bisa dimulai dari hal sederhana seperti mencatat makanan harian dan mencermati bagaimana tubuhmu merespons. Apakah kamu merasa cepat lelah setelah makan roti? Atau kamu merasa ringan dan bertenaga setelah sarapan protein?

Menjalani diet tanpa mengenal tubuh sendiri ibarat mengemudi tanpa arah tujuan mungkin kamu bergerak, tapi kamu nggak tahu ke mana.


Mengatur Pola Makan Itu Strategi, Bukan Siksaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun