Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Evolusi Perjalanan Bersama Kereta Api Indonesia

10 Mei 2025   08:50 Diperbarui: 10 Mei 2025   08:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta api wilayah Daop 7 Madiun, Jawa Timur.(Dok Daop 7 Madiun)

Pernah nggak sih kamu mikir, kenapa kereta api sekarang makin diminati lagi setelah sempat kalah pamor dengan pesawat atau kendaraan pribadi? Jawabannya bisa jadi karena PT KAI nggak lagi cuma jualan tiket, tapi juga jualan pengalaman. Di balik bangku yang empuk dan jadwal keberangkatan yang makin tepat waktu, ada transformasi besar-besaran yang sedang terjadi dalam tubuh Kereta Api Indonesia.

Kalau dulu naik kereta identik dengan kepanasan, telat, atau susahnya beli tiket, sekarang justru sebaliknya. PT KAI seperti sedang mengubah wajah perkeretaapian nasional menjadi lebih modern, ramah pengguna, dan yang paling penting terjangkau untuk semua kalangan. Tapi, ini bukan cuma soal fasilitas atau teknologi. Ini tentang bagaimana PT KAI memosisikan diri bukan lagi sekadar operator transportasi, melainkan teman perjalanan. Dan bukan sembarang teman, tapi teman yang bisa diandalkan, apalagi saat momen krusial seperti mudik Lebaran

Lebaran Bukan Lagi Tantangan, Tapi Panggung Inovasi

Momen KAI di pilih jadi Angkutan Lebaran 2025 jadi salah satu bukti nyata bagaimana PT KAI makin matang menghadapi lonjakan penumpang dan tantangan musiman. Di tahun-tahun sebelumnya, berita soal kehabisan tiket, penumpukan penumpang, hingga kereta yang delay sering muncul jelang Lebaran. Tapi belakangan ini, tren itu mulai berubah.

PT KAI mempersiapkan lonjakan penumbang di Lebaran 2025 dengan pendekatan baru kombinasi antara peningkatan kapasitas dan manajemen data yang lebih canggih. Dengan teknologi prediksi permintaan berbasis AI dan analisis big data dari pola perjalanan tahun-tahun sebelumnya, PT KAI kini bisa lebih tepat menentukan rute, frekuensi, dan jenis kereta tambahan yang harus disiapkan.

Selain itu, integrasi layanan melalui aplikasi KAI Access semakin dimaksimalkan. Nggak cuma buat beli tiket, tapi juga untuk cek posisi kereta, informasi delay, hingga fitur boarding pass digital. Semua ini dilakukan supaya kamu nggak perlu lagi antri panjang atau cemas soal keterlambatan. Kereta api kini bukan cuma alat transportasi, tapi sistem yang terintegrasi dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

Memecah Dominasi Jalan Raya dan Udara: Strategi Sunyi Tapi Signifikan

Selama bertahun-tahun, dominasi transportasi darat berbasis jalan dan udara terasa begitu signifikan. Tapi diam-diam, Kereta Api Indonesia menjadi pemimpin dalam mendominasi  lewat satu hal yaitu konsistensi. Tanpa banyak gimmick atau jargon pemasaran, PT KAI terus memperbaiki sistem operasionalnya baik di lapangan maupun di balik layar.

Bicara soal keandalan, moda kereta api sekarang malah jadi pilihan utama bagi banyak komuter dan pelancong antarkota. Apalagi kalau kamu tinggal di Jawa atau Sumatra, naik kereta kini jauh lebih hemat waktu dan tenaga dibanding naik mobil pribadi yang harus berjibaku dengan kemacetan. Keuntungan lainnya? Lebih ramah lingkungan. Studi menunjukkan bahwa emisi karbon dari kereta api jauh lebih rendah dibanding kendaraan bermotor dan pesawat terbang.

Hal ini bukan cuma penting buat penumpang, tapi juga buat Indonesia secara keseluruhan yang sedang menuju era transisi energi dan dekarbonisasi. PT KAI secara tidak langsung sedang memimpin salah satu solusi transportasi berkelanjutan di Indonesia tanpa perlu banyak retorika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun