Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Negara Butuh Investasi, Tapi Investor juga Butuh Ketegasan Hukum, Pajak dan Keamanan

14 April 2025   09:20 Diperbarui: 14 April 2025   08:31 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bursa Efek Indonesia(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) 

Bayangkan kamu adalah seorang investor dari luar negeri. Kamu punya modal besar, visi bisnis jangka panjang, dan keinginan kuat untuk berkembang di kawasan Asia Tenggara. Di atas kertas, Indonesia terlihat seperti surga investasi. Sumber daya alam melimpah, pasar besar, dan bonus demografi yang luar biasa. Tapi ketika kamu mulai menelusuri lebih dalam, kamu menemukan satu hal yang membuatmu ragu: ketidakpastian.

Ketidakpastian ini datang dari banyak arah. Salah satunya dari sistem perpajakan yang tidak stabil, tidak transparan, dan sering berubah seiring perubahan rezim. Lainnya dari masalah keamanan hukum yang belum sepenuhnya kokoh. Inilah titik rawan yang, sayangnya, masih jadi PR besar Indonesia. Dan ini bukan soal investor asing saja. Investor lokal pun punya kekhawatiran serupa.

Jadi, ketika kita bicara soal mengundang investasi, bukan hanya soal menjual potensi. Tapi juga tentang bagaimana negara hadir dengan ketegasan: dalam menetapkan aturan pajak yang adil dan stabil, serta menjamin keamanan bagi mereka yang menaruh kepercayaan pada negeri ini.

Pajak Alat Pemerataan yang Harus Dipahami, Bukan Ditakuti

Pajak sering kali diposisikan sebagai "beban" oleh sebagian kalangan. Padahal sejatinya, pajak adalah darah dari keberlangsungan negara. Dari pajak, pemerintah bisa membangun infrastruktur, menyubsidi pendidikan, kesehatan, dan menyediakan berbagai layanan publik. Tapi untuk investor, pajak bukan sekadar kewajiban ia adalah sinyal. Sinyal apakah negara ini punya sistem yang tertib, adil, dan bisa diprediksi.

Kepastian pajak adalah hal krusial. Misalnya, ketika peraturan berubah dalam waktu singkat tanpa dialog atau sosialisasi yang baik, hal ini akan membuat investor berpikir dua kali. Mereka bisa menganggap bahwa risiko di negara tersebut terlalu besar. Bandingkan dengan negara-negara seperti Singapura atau Vietnam yang dikenal dengan sistem perpajakan yang stabil dan ramah investor di sana, aturan pajak bukan sekadar angka, tapi bagian dari ekosistem investasi yang sehat.

Sebagai contoh, data dari World Bank Doing Business Report beberapa tahun lalu menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal kemudahan membayar pajak. Meskipun telah ada perbaikan lewat sistem digitalisasi seperti e-filing, namun reformasi sistemik masih dibutuhkan agar tidak hanya mudah, tetapi juga mencerminkan keadilan. Pajak harus jadi instrumen distribusi, bukan disinsentif bagi orang-orang yang ingin berkontribusi lewat investasi.

Namun, ketegasan pemerintah dalam menegakkan pajak jangan dilihat sebagai sikap represif. Yang dibutuhkan bukan semata penindakan, tapi pendekatan yang edukatif dan berorientasi pada kepatuhan sukarela. Sistem pajak yang kuat adalah yang bisa membangun rasa percaya, bukan ketakutan.

Keamanan Hukum Fondasi Sebuah Ekonomi yang Ingin Tumbuh

Pernahkah kamu mendengar istilah "kepastian hukum"? Istilah ini mungkin terdengar klise, tapi implikasinya sangat nyata. Bagi investor, kepastian hukum sama artinya dengan keamanan investasi mereka. Ketika aturan main bisa berubah sepihak, atau ketika sengketa hukum sulit diselesaikan dengan adil, maka yang terjadi adalah eksodus modal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun