Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adakah Solusi Menembus Kemacetan Kota Medan Saat Arus Mudik?

29 Maret 2025   15:15 Diperbarui: 29 Maret 2025   14:45 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemacetan Kota Medan (KOMPAS.com/GOKLAS WISELY )

Setiap tahun, arus mudik menjadi pemandangan yang tak terelakkan di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk Medan. Jalanan dipenuhi kendaraan dari berbagai daerah, dari mobil pribadi, bus antarkota, hingga sepeda motor yang bergerak perlahan menembus kemacetan. Di beberapa titik, antrean kendaraan bahkan bisa mengular hingga berjam-jam, seolah kota ini tak lagi sanggup menampung volume kendaraan yang datang.

Namun, pertanyaan besarnya adalah: apakah kemacetan di Medan selama arus mudik merupakan suatu keniscayaan yang harus diterima begitu saja, atau ini hanya masalah yang belum ditemukan solusinya? Faktanya, setiap tahun, permasalahan ini terus berulang. Kemacetan parah seolah menjadi bagian dari tradisi mudik itu sendiri.

Jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, masalah ini tidak muncul begitu saja. Ada faktor-faktor kompleks yang menyertainya, mulai dari kurangnya perencanaan infrastruktur, kebiasaan masyarakat yang masih bergantung pada kendaraan pribadi, hingga lemahnya sistem transportasi umum. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana kita bisa mengurai benang kusut ini?

Realitas Kemacetan di Kota Medan Saat Arus Mudik

Bagi masyarakat Medan, kemacetan saat mudik bukan lagi hal yang mengejutkan. Ketika lebaran atau libur panjang tiba, jalan-jalan utama kota ini berubah menjadi lautan kendaraan yang bergerak lambat. Beberapa ruas jalan bahkan nyaris lumpuh total, terutama di titik-titik strategis seperti Jalan Gatot Subroto, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Letjen Djamin Ginting, dan kawasan sekitar Terminal Amplas.

Apa yang sebenarnya menyebabkan kepadatan ini? Jawabannya bukan hanya sekadar karena jumlah kendaraan yang meningkat. Ada banyak faktor lain yang berperan dalam menciptakan kondisi ini. Salah satunya adalah kurangnya jalur alternatif yang memadai. Kota Medan memang memiliki jalan-jalan besar, tetapi ketika volume kendaraan meningkat drastis, jalur tersebut menjadi tidak cukup untuk menampung arus lalu lintas yang ada.

Selain itu, tata kota yang belum sepenuhnya terencana dengan baik juga memperparah situasi. Banyak jalan yang masih sempit dan tidak memiliki sistem drainase yang baik, sehingga ketika hujan turun, genangan air bisa memperlambat arus lalu lintas. Belum lagi masalah parkir liar yang membuat jalan semakin menyempit dan kehadiran pedagang kaki lima yang menggunakan bahu jalan sebagai tempat berjualan.

Namun, dari semua faktor yang ada, yang paling krusial adalah kebiasaan berkendara masyarakat itu sendiri. Disiplin berlalu lintas masih menjadi tantangan besar di Medan. Banyak pengendara yang melanggar rambu lalu lintas, berhenti sembarangan, atau bahkan nekat melawan arus demi mencari jalan pintas.

Tidak Hanya Tentang Keterlambatan

Sebagian orang mungkin berpikir bahwa kemacetan hanya sebatas masalah keterlambatan perjalanan. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, dampaknya jauh lebih besar dari sekadar membuat orang telat sampai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun