Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Indonesia Gelap dengan Segala Problematik di Dalamnya

28 Februari 2025   08:10 Diperbarui: 28 Februari 2025   08:10 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa di Kabupaten Jember menggelar aksi demonstrasi Indonesia Gelap pada Jumat (21/2/2024)(KOMPAS.COM/BAGUS SUPRIADI)

Indonesia adalah negeri dengan sejuta pesona. Bentangan alamnya luar biasa indah, kaya akan budaya, dan memiliki sejarah yang panjang. Namun, di balik keindahan itu, ada realitas yang tak bisa disangkal: negeri ini masih terjebak dalam kegelapan. Bukan dalam arti harfiah, melainkan sebuah metafora tentang permasalahan yang terus menghantui bangsa ini.

Dari korupsi yang menggerogoti sistem pemerintahan hingga ketimpangan sosial yang semakin lebar, dari hukum yang tidak adil hingga kerusakan lingkungan yang semakin parah semua ini menciptakan gambaran suram tentang Indonesia. Seolah-olah cahaya harapan hanya redup di kejauhan, sementara rakyat harus berjuang di tengah ketidakpastian.

Apakah bangsa ini memang ditakdirkan untuk terus tenggelam dalam kegelapan? Atau sebenarnya masih ada jalan keluar yang bisa ditempuh? Mari kita telusuri lebih dalam berbagai problematika yang membelenggu negeri ini.

Korupsi Penyakit Kronis yang Sulit Diberantas

Korupsi telah lama menjadi masalah utama di Indonesia. Setiap rezim pemerintahan selalu menggaungkan semangat antikorupsi, namun praktik korupsi tetap merajalela. Bahkan, ada pepatah yang mengatakan, "Korupsi di Indonesia bukan lagi kebiasaan, melainkan budaya."

Kasus demi kasus terus terungkap, mulai dari skandal korupsi dana bantuan sosial, penggelapan dana pembangunan infrastruktur, hingga suap di sektor pertambangan. Ironisnya, meskipun banyak pejabat yang tertangkap tangan melakukan korupsi, hukuman yang dijatuhkan sering kali terasa ringan dibandingkan dengan dampak yang mereka timbulkan bagi masyarakat.

Berdasarkan laporan Transparency International, Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia pada tahun 2023 berada di angka 34 dari skala 0 hingga 100, yang menunjukkan bahwa tingkat korupsi masih sangat tinggi. Bandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura yang memiliki indeks di atas 80. Perbedaan yang mencolok ini menggambarkan betapa sistem di Indonesia masih sangat lemah dalam memberantas korupsi.

Dampaknya pun sangat luas. Anggaran negara yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat justru masuk ke kantong pribadi. Proyek infrastruktur menjadi mangkrak, fasilitas publik tidak terawat, dan pelayanan masyarakat seperti pendidikan serta kesehatan menjadi terbengkalai. Korupsi bukan sekadar mencuri uang negara, tetapi juga merampas hak rakyat untuk hidup lebih layak.

Ketika Jurang Kaya dan Miskin Semakin Dalam

Salah satu realitas paling menyakitkan di Indonesia adalah ketimpangan sosial yang semakin mencolok. Ada segelintir orang yang menikmati kemewahan tanpa batas, sementara di sudut lain masih banyak rakyat yang harus berjuang sekadar untuk makan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun