Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyakit Ginjal Menghantui Generasi Muda

21 Februari 2025   20:02 Diperbarui: 21 Februari 2025   16:52 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gejala penyakit ginjal biasanya baru muncul ketika kerusakan sudah lebih dari 60 persen.(SHUTTERSTOCK)

Ilustrasi : Seorang pria berusia 27 tahun dilarikan ke rumah sakit setelah mengeluhkan tubuhnya yang lemas, bengkak di sekitar mata, dan frekuensi buang air kecil yang semakin berkurang. Awalnya, ia mengira hanya kelelahan akibat kesibukan kerja. Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, dokter mendiagnosisnya dengan penyakit ginjal kronis. Kabar ini mengejutkan, mengingat selama ini penyakit ginjal lebih sering dikaitkan dengan orang lanjut usia atau mereka yang memiliki riwayat hipertensi dan diabetes dalam jangka panjang.

Kisah ini bukan sekadar cerita tunggal. Faktanya, dalam beberapa tahun terakhir, tren penyakit ginjal di kalangan anak muda terus meningkat. Data dari Indonesian Renal Registry (IRR) mencatat bahwa jumlah pasien gagal ginjal yang harus menjalani hemodialisis (cuci darah) terus bertambah, dan banyak di antaranya adalah mereka yang masih dalam usia produktif.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa penyakit ginjal kini semakin mengancam generasi muda? Apa yang salah dengan pola hidup kita saat ini?

Realitas yang Tak Terelakkan Penyakit Ginjal di Kalangan Muda

Ginjal merupakan organ vital yang bertanggung jawab atas penyaringan darah, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta membuang limbah tubuh melalui urin. Jika ginjal mengalami gangguan, zat-zat beracun akan menumpuk di dalam tubuh dan berisiko menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Penyakit ginjal, baik akut maupun kronis, sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas di tahap awal. Inilah yang membuat banyak orang tak menyadari bahwa mereka sudah mengalami kerusakan ginjal hingga kondisinya cukup parah. Di kalangan anak muda, penyakit ini sering muncul akibat pola hidup yang tidak sehat, tetapi sayangnya, banyak yang menyepelekan risikonya.

Gaya hidup modern yang serba instan menjadi pemicu utama. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, kurang minum air putih, serta jarang berolahraga membuat ginjal bekerja lebih keras dari seharusnya. Belum lagi tren mengonsumsi minuman berenergi, suplemen, dan obat-obatan tanpa pengawasan medis yang semakin marak.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical Journal of the American Society of Nephrology menunjukkan bahwa pola makan tinggi natrium dan rendah serat dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal secara signifikan. Sayangnya, inilah kebiasaan yang justru sering dilakukan oleh generasi muda saat ini.

Menggali Penyebab dan Kesalahan yang Sering Diabaikan

Ketika berbicara tentang penyakit ginjal pada usia muda, banyak yang menganggap bahwa faktor genetik adalah penyebab utamanya. Padahal, meskipun faktor keturunan bisa menjadi salah satu risiko, gaya hidup tetap menjadi faktor dominan yang mempercepat kerusakan ginjal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun