Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Banyak Generasi Muda Sulit Mengambil Keputusan?

18 Februari 2025   15:31 Diperbarui: 19 Februari 2025   09:23 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mengambil Keputusan. (Sumber: Pixabay.com/Mohamed_hassan)

Kamu mungkin pernah mengalami momen di mana sebuah keputusan kecil saja terasa begitu berat. Saat hendak memilih jurusan kuliah, pekerjaan, atau sekadar restoran untuk makan malam, tiba-tiba muncul kebingungan yang tidak kunjung reda. Bahkan, semakin lama berpikir, semakin sulit pula keputusan itu dibuat.

Fenomena ini bukan hanya terjadi padamu. Banyak generasi muda saat ini mengalami kesulitan yang sama dalam menentukan pilihan, seolah-olah setiap keputusan yang mereka buat membawa konsekuensi yang begitu besar. 

Bukan sekadar kebimbangan biasa, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam yang membuat mereka sulit untuk menetapkan keputusan dengan cepat dan percaya diri.

Apakah ini hanya persoalan individu, atau ada faktor sosial yang lebih luas yang mempengaruhi cara mereka berpikir? Mengapa generasi sebelumnya tampaknya lebih cepat dalam mengambil keputusan dibandingkan anak muda zaman sekarang? 

Artikel ini akan membedah fenomena ini dari berbagai sudut pandang, mengungkap penyebabnya, dan mencari solusi yang bisa membantu mengatasi dilema ini.

Tekanan Sosial yang Mencekik

Salah satu faktor terbesar yang membuat generasi muda sulit mengambil keputusan adalah tekanan sosial yang semakin besar. Di era digital seperti sekarang, setiap keputusan seolah menjadi bagian dari kompetisi sosial yang tidak terlihat.

Dulu, seseorang hanya perlu mengambil keputusan berdasarkan masukan dari keluarga, teman dekat, atau lingkungan sekitar. Sekarang, dengan media sosial yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, standar kesuksesan semakin tinggi dan semakin sulit dijangkau.

Jika seseorang ingin memilih jurusan kuliah, misalnya, mereka tidak hanya mempertimbangkan minat pribadi atau prospek kerja. Mereka juga harus memikirkan bagaimana keputusan itu akan dilihat oleh orang lain. 

Apakah jurusan itu cukup prestisius? Apakah cukup menjanjikan secara finansial? Apakah orang lain akan menganggapnya sebagai pilihan yang "berkelas"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun