Kamu mungkin pernah mengalami momen di mana sebuah keputusan kecil saja terasa begitu berat. Saat hendak memilih jurusan kuliah, pekerjaan, atau sekadar restoran untuk makan malam, tiba-tiba muncul kebingungan yang tidak kunjung reda. Bahkan, semakin lama berpikir, semakin sulit pula keputusan itu dibuat.
Fenomena ini bukan hanya terjadi padamu. Banyak generasi muda saat ini mengalami kesulitan yang sama dalam menentukan pilihan, seolah-olah setiap keputusan yang mereka buat membawa konsekuensi yang begitu besar.Â
Bukan sekadar kebimbangan biasa, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam yang membuat mereka sulit untuk menetapkan keputusan dengan cepat dan percaya diri.
Apakah ini hanya persoalan individu, atau ada faktor sosial yang lebih luas yang mempengaruhi cara mereka berpikir? Mengapa generasi sebelumnya tampaknya lebih cepat dalam mengambil keputusan dibandingkan anak muda zaman sekarang?Â
Artikel ini akan membedah fenomena ini dari berbagai sudut pandang, mengungkap penyebabnya, dan mencari solusi yang bisa membantu mengatasi dilema ini.
Tekanan Sosial yang Mencekik
Salah satu faktor terbesar yang membuat generasi muda sulit mengambil keputusan adalah tekanan sosial yang semakin besar. Di era digital seperti sekarang, setiap keputusan seolah menjadi bagian dari kompetisi sosial yang tidak terlihat.
Dulu, seseorang hanya perlu mengambil keputusan berdasarkan masukan dari keluarga, teman dekat, atau lingkungan sekitar. Sekarang, dengan media sosial yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, standar kesuksesan semakin tinggi dan semakin sulit dijangkau.
Jika seseorang ingin memilih jurusan kuliah, misalnya, mereka tidak hanya mempertimbangkan minat pribadi atau prospek kerja. Mereka juga harus memikirkan bagaimana keputusan itu akan dilihat oleh orang lain.Â
Apakah jurusan itu cukup prestisius? Apakah cukup menjanjikan secara finansial? Apakah orang lain akan menganggapnya sebagai pilihan yang "berkelas"?