Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Layanan Kesehatan Cepat Tanggap dan Terpadu

17 Februari 2025   17:07 Diperbarui: 17 Februari 2025   17:07 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasien yang tengah melakukan Cek Kesehatan Gratis (KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH)

Di tengah kompleksitas kehidupan modern, kesehatan menjadi aspek yang tidak bisa ditawar. Setiap individu tentu berharap memiliki akses terhadap layanan medis yang berkualitas dan dapat diandalkan. Namun, pada kenyataannya, banyak kasus menunjukkan bahwa keterlambatan dalam pelayanan kesehatan justru menjadi penyebab utama meningkatnya angka kematian dan kecacatan permanen. Dalam kondisi darurat, setiap detik begitu berharga, dan di sinilah peran layanan kesehatan yang cepat tanggap serta terpadu menjadi semakin krusial.

Ketika seseorang mengalami serangan jantung, kecelakaan lalu lintas, atau komplikasi medis lainnya, waktu adalah faktor utama yang menentukan apakah ia bisa selamat atau tidak. Keterlambatan dalam penanganan medis bukan hanya meningkatkan risiko kematian, tetapi juga memperbesar kemungkinan terjadinya komplikasi serius yang dapat mengurangi kualitas hidup pasien dalam jangka panjang. Sayangnya, tidak semua sistem kesehatan di berbagai negara, termasuk Indonesia, memiliki mekanisme yang cukup efektif dalam memberikan respons cepat dan koordinasi yang baik antar layanan kesehatan.

Situasi Kesehatan di Indonesia

Indonesia, sebagai negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, menghadapi tantangan besar dalam menyediakan layanan kesehatan yang merata dan berkualitas. Meski sudah banyak kemajuan dalam infrastruktur medis dan kebijakan kesehatan, fakta di lapangan masih menunjukkan berbagai kendala yang menghambat akses terhadap layanan kesehatan yang cepat tanggap.

Salah satu permasalahan utama adalah ketimpangan fasilitas kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Rumah sakit besar dengan fasilitas lengkap umumnya hanya terdapat di kota-kota besar, sementara di daerah terpencil, akses terhadap layanan medis sering kali sangat terbatas. Tidak jarang, pasien dari daerah pelosok harus menempuh perjalanan berjam-jam untuk mendapatkan pertolongan medis yang memadai, yang dalam banyak kasus berujung pada keterlambatan yang fatal.

Selain itu, sistem rujukan yang belum sepenuhnya efisien juga menjadi masalah yang sering terjadi. Dalam kondisi darurat, pasien harus melalui prosedur administratif yang cukup panjang sebelum bisa mendapatkan perawatan yang lebih intensif di rumah sakit rujukan. Padahal, dalam situasi kritis, birokrasi yang berbelit-belit bisa menjadi penghalang utama yang memperlambat penyelamatan nyawa.

Mengapa Kecepatan dalam Pelayanan Kesehatan Begitu Vital?

Dalam dunia medis, terdapat istilah "golden hour" yang mengacu pada satu jam pertama setelah seseorang mengalami kondisi darurat medis, seperti serangan jantung atau stroke. Periode ini sangat menentukan apakah pasien bisa diselamatkan atau mengalami kondisi yang semakin memburuk. Studi yang dilakukan oleh American Heart Association menunjukkan bahwa pasien serangan jantung yang mendapatkan penanganan dalam waktu kurang dari satu jam memiliki tingkat kelangsungan hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang mendapat perawatan lebih lama.

Di Indonesia, kasus keterlambatan penanganan medis bukanlah hal yang jarang terjadi. Sebuah laporan dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 30 persen kasus kematian akibat serangan jantung di Indonesia disebabkan oleh keterlambatan dalam mendapatkan penanganan medis yang tepat. Masalah serupa juga terjadi dalam kasus kecelakaan lalu lintas, di mana keterlambatan kedatangan ambulans dan kurangnya tenaga medis di tempat kejadian sering kali membuat korban kehilangan nyawa sebelum sampai di rumah sakit.

Selain menyelamatkan nyawa, layanan kesehatan yang cepat tanggap juga berperan besar dalam mengurangi dampak jangka panjang dari suatu penyakit atau cedera. Misalnya, dalam kasus stroke, penanganan yang diberikan dalam tiga jam pertama dapat mengurangi risiko kecacatan permanen hingga 50 persen. Tanpa respons cepat, pasien yang seharusnya masih bisa hidup normal malah harus mengalami kelumpuhan seumur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun