Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Desa Untuk Meningkatan Aksebilitas

13 Februari 2025   10:01 Diperbarui: 13 Februari 2025   10:01 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TNI Manunggal Membangun Desa membangun jalan sepanjang 5 kilometer yang menghubungkan Desa Kosambi . (Dok. Pendim 0510/Tigaraksa)

Bayangkan sebuah desa kecil di pelosok negeri, di mana anak-anak harus berjalan berkilometer jauhnya melewati jalan berbatu dan berlumpur hanya untuk pergi ke sekolah. Seorang ibu yang sedang hamil harus menempuh perjalanan berjam-jam dengan kendaraan seadanya menuju rumah sakit terdekat, sementara para petani kesulitan membawa hasil panennya ke pasar karena tidak adanya jalan yang layak. Ini bukan sekadar gambaran dramatis dalam sebuah cerita, melainkan kenyataan yang masih dihadapi oleh banyak masyarakat desa di Indonesia.

Ketimpangan pembangunan infrastruktur antara desa dan kota telah menjadi masalah klasik yang terus berulang. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah selalu menggaungkan program pembangunan yang inklusif, tetapi realitas di lapangan menunjukkan bahwa desa-desa masih mengalami keterbatasan akses terhadap fasilitas dasar seperti jalan, listrik, air bersih, dan internet. Padahal, tanpa infrastruktur yang memadai, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa akan menemui jalan buntu.

Lebih dari sekadar kebutuhan dasar, pemerataan infrastruktur di pedesaan adalah kunci utama untuk membuka aksesibilitas, baik dalam hal ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Infrastruktur yang baik memungkinkan desa untuk berkembang, meningkatkan daya saing, dan memberikan kesempatan bagi warganya untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Tanpa pemerataan pembangunan, desa akan terus terjebak dalam siklus ketertinggalan, sementara kota semakin maju dengan segala fasilitasnya.

Masalah Lama yang Tak Kunjung Usai

Pemerintah telah mencanangkan berbagai program untuk membangun infrastruktur di desa, mulai dari pembangunan jalan, penyediaan listrik, hingga akses internet. Namun, mengapa ketimpangan ini masih terus terjadi? Salah satu penyebab utama adalah alokasi anggaran yang tidak proporsional. Kota-kota besar selalu menjadi prioritas utama dalam pembangunan karena dianggap sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, desa sering kali hanya mendapatkan sisa anggaran yang jumlahnya jauh dari cukup untuk membangun infrastruktur yang layak.

Selain itu, kondisi geografis juga menjadi tantangan yang cukup besar. Banyak desa yang terletak di daerah terpencil, pegunungan, atau bahkan kepulauan yang sulit dijangkau. Pembangunan di daerah seperti ini membutuhkan biaya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pembangunan di wilayah perkotaan yang sudah memiliki akses jalan dan sumber daya yang lebih memadai.

Tak hanya soal dana dan lokasi, kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah juga menjadi hambatan besar. Banyak proyek infrastruktur desa yang mangkrak karena adanya ketidaksesuaian kebijakan, tumpang tindih perencanaan, atau bahkan praktik korupsi yang menghambat realisasi pembangunan. Akibatnya, program-program yang seharusnya memberikan dampak positif bagi masyarakat desa justru tidak berjalan dengan optimal.

Dampak Infrastruktur yang Tidak Merata terhadap Aksesibilitas

Dampak dari ketimpangan infrastruktur ini sangat nyata dan dirasakan oleh masyarakat desa setiap hari. Salah satu aspek yang paling terdampak adalah aksesibilitas, yang mencakup berbagai sektor kehidupan.

Transportasi dan Konektivitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun