Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memilih Instrumen Investrasi yang Tepat dan Bijak

6 Februari 2025   08:29 Diperbarui: 6 Februari 2025   08:29 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi investasi, obligasi. (PIXABAY/NATTANAN KANCHANAPRAT)

Setiap orang memiliki impian finansial, entah itu membeli rumah, menyekolahkan anak ke universitas terbaik, atau sekadar menikmati masa pensiun dengan tenang. Namun, kenyataannya, menabung saja sering kali tidak cukup. Uang yang disimpan di rekening bank memang terasa aman, tetapi jika dibiarkan begitu saja, nilainya akan terus menyusut akibat inflasi.

Sejak dulu, investasi telah menjadi cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa uang tidak hanya diam, tetapi juga berkembang. Namun, memilih investasi yang tepat bukanlah perkara mudah. Banyak orang tergoda oleh janji keuntungan besar dalam waktu singkat, tanpa menyadari risiko yang mengintai di baliknya. Tak sedikit pula yang justru kehilangan seluruh dananya karena salah langkah dalam berinvestasi.

Maka dari itu, memahami cara memilih instrumen investasi yang tepat adalah sebuah keharusan. Artikel ini akan mengupas secara mendalam bagaimana seseorang bisa berinvestasi dengan bijak, menimbang risiko secara rasional, serta menghindari kesalahan umum yang sering terjadi dalam dunia investasi.

Mengapa Memilih Investasi dengan Benar Itu Krusial?

Investasi bukan hanya tentang mendapatkan keuntungan, tetapi juga tentang melindungi nilai aset dari inflasi. Jika kamu menyimpan uang Rp100 juta di rekening tabungan selama 10 tahun tanpa menyentuhnya, daya beli uang tersebut kemungkinan akan jauh lebih rendah dibandingkan saat pertama kali disimpan. Hal ini terjadi karena kenaikan harga barang dan jasa yang terus meningkat setiap tahunnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Indonesia rata-rata berkisar antara 2-4% per tahun. Artinya, dalam 10 tahun, nilai uang bisa berkurang hingga lebih dari 20%. Tanpa strategi investasi yang baik, kamu mungkin akan menghadapi kenyataan bahwa tabunganmu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.

Namun, tidak semua investasi cocok untuk setiap orang. Ada yang menginginkan pertumbuhan cepat meskipun risikonya tinggi, ada pula yang lebih memilih stabilitas meskipun keuntungan yang didapat tidak sebesar instrumen lainnya. Memahami kebutuhan, tujuan finansial, serta profil risiko diri sendiri adalah langkah awal yang penting sebelum memulai perjalanan investasi.

Mengenali Profil Risiko dan Tujuan Investasi

Setiap orang memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda terhadap risiko. Faktor seperti usia, pendapatan, dan tanggung jawab finansial turut memengaruhi seberapa besar risiko yang bisa ditoleransi.

Sebagai contoh, seseorang yang masih berusia 25 tahun dengan penghasilan tetap mungkin lebih berani mengambil risiko dengan berinvestasi di saham atau cryptocurrency, dibandingkan seseorang yang mendekati usia pensiun yang lebih mengutamakan kestabilan dana pensiun mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun