Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Es Abadi Jayawijaya Meleleh, Krisis Iklim Global Mengancam?

30 November 2024   10:55 Diperbarui: 30 November 2024   10:55 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puncak Jaya, gunugn tertinggi di Indonesia. Dok KOMPAS.com (Wikimedia/Alfindra Primaldhi)

Puncak Jayawijaya, yang berada di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, adalah salah satu keajaiban alam Indonesia yang luar biasa. Pegunungan ini tidak hanya menjadi tujuan pendaki dunia, tetapi juga rumah bagi es abadi yang sangat langka di wilayah tropis. Namun, kemegahan ini kini menghadapi ancaman serius: es abadi yang telah bertahan selama ribuan tahun perlahan meleleh. Fenomena ini bukan sekadar perubahan lanskap alam, melainkan tanda darurat dari krisis iklim global yang harus kamu pahami.

Permata Langka di Cincin Api Pasifik

Puncak Jayawijaya, bagian dari Pegunungan Sudirman di Papua, terkenal karena gletsernya yang disebut "es abadi." Gletser ini terbentuk ribuan tahun lalu dan menjadi salah satu dari sedikit gletser di dunia yang berada di garis khatulistiwa. Namun, mulai tahun 1980-an, ukuran gletser ini menyusut dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gletser Jayawijaya telah kehilangan lebih dari 80% luasnya dalam empat dekade terakhir. Para peneliti memperkirakan, jika tren ini terus berlangsung, es abadi Jayawijaya akan benar-benar hilang pada tahun 2028.

Kehilangan ini tidak hanya menjadi kerugian bagi Papua atau Indonesia, tetapi juga mencerminkan ketidakseimbangan lingkungan yang terjadi secara global.

Mengapa Es Abadi Meleleh? Penyebab yang Tak Bisa Diabaikan

Mungkin kamu bertanya, apa sebenarnya yang membuat es abadi di Jayawijaya mencair begitu cepat? Jawabannya terletak pada perubahan iklim, fenomena global yang dipicu oleh aktivitas manusia.

  1. Peningkatan Suhu Global
    Temperatur bumi meningkat secara signifikan akibat emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Peningkatan suhu global ini menyebabkan lapisan es di Jayawijaya mencair lebih cepat dari biasanya.

  2. Efek Pola Cuaca Ekstrem
    Fenomena seperti El Nio, yang meningkatkan suhu di kawasan Pasifik, turut memperburuk situasi. Selama periode El Nio, curah hujan berkurang dan suhu udara meningkat, mempercepat pencairan es.

  3. Minimnya Kesadaran Lingkungan
    Selain faktor alami, manusia juga memiliki kontribusi besar. Deforestasi, penambangan, dan aktivitas industri di sekitar kawasan Papua mempercepat hilangnya es abadi ini.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Nature Selengkapnya
    Lihat Nature Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun