Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Guru Pahlawan yang Tidak Dihormati

25 November 2024   08:17 Diperbarui: 25 November 2024   09:11 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Guru.Pixabay.com/sasint 

Ketika mendengar kata pahlawan, banyak dari kita membayangkan seseorang yang berani mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan orang lain. Namun, ada pahlawan lain yang mungkin jarang disadari keberadaannya, apalagi dihormati sebagaimana mestinya guru. Mereka adalah sosok yang berdiri di garda terdepan pendidikan, membentuk generasi masa depan bangsa. Ironisnya, di tengah perannys ysng penting tersebut, penghormatan terhadap guru sering kali berada di titik nadir.

Di ruang kelas, guru menjadi tumpuan harapan banyak pihak. Mereka tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan moral anak didik. Namun, peran besar ini kerap kali diabaikan oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang guru menjadi sasaran kritik tanpa dasar. Dalam konteks ini, pertanyaannya adalah mengapa sosok guru yang seharusnya dihormati justru sering kali diremehkan?

Potret Nyata Kehidupan Guru

Menjadi seorang guru bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus menghadapi berbagai karakter siswa dari yang tekun hingga yang sulit diatur. Setiap hari, guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Selain itu, mereka juga harus memenuhi target kurikulum yang sering kali berubah. Namun, di balik semua tanggung jawab itu, banyak guru, terutama yang berstatus honorer, hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.

Menurut data dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), gaji guru honorer di beberapa daerah masih sangat rendah, bahkan di bawah upah minimum regional (UMR). Tidak sedikit dari mereka yang hanya menerima gaji sekitar Rp500.000 hingga Rp1.000.000 per bulan. Bayangkan, bagaimana mungkin seseorang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan penghasilan sekecil itu? Hal ini jelas menunjukkan betapa kurangnya penghargaan yang diberikan kepada guru, terutama dari sisi kesejahteraan.

Sementara itu, guru juga sering kali menghadapi stigma negatif dari masyarakat. Ketika seorang siswa gagal mencapai prestasi tertentu, guru menjadi pihak pertama yang disalahkan. Sebaliknya, keberhasilan siswa jarang sekali dianggap sebagai hasil dari kerja keras guru. Sikap seperti ini menunjukkan kurangnya apresiasi terhadap peran penting guru dalam proses pendidikan.

Sikap Tidak Hormat dari Siswa dan Orang Tua

Di era modern ini, sikap tidak hormat terhadap guru semakin sering terjadi. Banyak siswa yang bersikap kurang sopan, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Contohnya, beberapa waktu lalu viral kasus seorang siswa yang menantang gurunya di dalam kelas. Video tersebut menuai banyak kecaman, tetapi juga menjadi bukti konkret betapa rendahnya penghargaan sebagian siswa terhadap sosok guru.

Orang tua pun tidak luput dari masalah ini. Ada kalanya mereka terlalu mudah menyalahkan guru ketika anak mereka mendapat nilai buruk atau mengalami masalah di sekolah. Sebagian orang tua bahkan merasa bahwa guru adalah pihak yang sepenuhnya bertanggung jawab atas keberhasilan anak mereka, tanpa melihat peran keluarga dalam mendukung pendidikan. Pola pikir seperti ini membuat guru merasa tidak dihargai, bahkan seolah-olah mereka hanya "alat" untuk mencapai ambisi orang tua.

Pemerintah dan Kebijakan yang Belum Memihak Guru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun