Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Love

Seni Melawan Rasa Malas, Tips Mengatasi Musuh Produktivitas

8 Oktober 2024   18:03 Diperbarui: 8 Oktober 2024   18:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rasa Malas. Pixabay.com/Saydung89

Rasa malas adalah hal yang sangat manusiawi. Setiap orang pasti pernah mengalaminya, baik itu saat bangun tidur, ketika menghadapi pekerjaan yang menumpuk, atau bahkan di tengah aktivitas sehari-hari. Namun, jika dibiarkan berlarut-larut, rasa malas bisa menjadi penghalang serius dalam mencapai tujuan hidup dan mengoptimalkan potensi diri. Di sinilah seni melawan rasa malas menjadi penting. Melawan rasa malas tidak sekadar tentang memaksakan diri bekerja keras, tetapi tentang mengubah pola pikir, memahami penyebabnya, dan mengembangkan kebiasaan produktif.

Rasa Malas adalah Penghalang Utama Kesuksesan

Rasa malas sering kali menjadi alasan di balik kegagalan seseorang dalam mencapai target. Banyak dari kita mungkin pernah menunda pekerjaan dengan alasan "nanti saja," atau "saya masih bisa melakukannya besok." Namun, pola pikir seperti ini bisa merugikan dalam jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa menunda-nunda (prokrastinasi) dapat menyebabkan stres, penurunan kualitas kerja, dan hilangnya kesempatan . Pada akhirnya, rasa malas tidak hanya menghambat produktivitas tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Psychological Science menunjukkan bahwa menunda-nunda pekerjaan dan rasa malas berkaitan erat dengan ketidakmampuan mengelola emosi negatif seperti kecemasan, frustasi, atau kebosanan . Ketika kita merasa tertekan atau kurang termotivasi, otak kita cenderung mencari cara untuk menghindari pekerjaan yang menantang, dan inilah yang sering kali memicu rasa malas.

Menyadari Sumber Rasa Malas

Untuk bisa melawan rasa malas, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menyadari dan mencari sumbernya. Apakah rasa malas itu muncul karena tugas yang terlalu berat, tidak adanya motivasi, atau mungkin karena lingkungan yang tidak mendukung? Memahami sumber masalah ini akan mempermudah kamu menemukan solusinya.

Terkadang, rasa malas disebabkan oleh kurangnya minat pada pekerjaan yang sedang dilakukan. Misalnya, ketika tugas terasa tidak relevan atau membosankan, rasa malas bisa dengan mudah merasuk. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengingat tujuan jangka panjang. Ketika kamu mengerti alasan di balik setiap tindakanmu, motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan akan lebih mudah muncul. Misalnya, ketika kamu bekerja keras untuk mendapatkan promosi, fokuslah pada manfaat yang akan kamu raih di masa depan, bukan sekadar proses yang melelahkan saat ini.

Lakukan Teknik Pomodoro

Salah satu cara yang sudah terbukti efektif untuk melawan rasa malas adalah dengan menggunakan teknik Pomodoro. Teknik ini mendorong kamu untuk bekerja dalam durasi waktu pendek, biasanya 25 menit, diikuti dengan istirahat selama 5 menit. Setelah empat sesi bekerja, kamu bisa mengambil istirahat yang lebih panjang, sekitar 15-30 menit. Metode ini dirancang untuk meningkatkan fokus dan menjaga energi tetap stabil sepanjang hari .

Penelitian menunjukkan bahwa kerja dalam interval pendek membantu otak tetap segar dan terhindar dari kelelahan. Selain itu, dengan memberikan jeda waktu istirahat, kamu juga memberi kesempatan bagi tubuh untuk melepaskan stres dan ketegangan. Teknik Pomodoro ini dapat diaplikasikan untuk berbagai aktivitas, mulai dari menyelesaikan tugas kantor, belajar, hingga kegiatan kreatif lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun