Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

NASAKOM | Naluri Sambar Komplikasi

20 Mei 2018   09:55 Diperbarui: 20 Mei 2018   10:30 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PROLOG

Guna mengantisipasi serangan Jepang, negara-negara Sekutu di Asia Tenggara membentuk komando gabungan dengan nama ABDACOM (American, British, Dutch, Australian, Command). Komandan tertingginya dijabat oleh Marsekal Sir Achibald Wavell dari Inggris. Komandan angkatan lautnya adalah Letnan Jendral Hein Ter Poorten dari Belanda, dan komandan angkatan udara adalah Marsekal Richard EC.

Pierce dari Australia. Markas besar mereka berada di Lembang, Jawa Barat. Sedangkan markas angkatan lautnya di Surabaya. Namun, ABDACOM memiliki sejumlah kelemahan karena jumlah tentaranya tidak memadai dibandingkan dengan jumlah tentara Jepang. Mereka juga tidak pernah mengadakan latihan bersama. Sistem perang maupun sistem komandonya masing-masing berbeda.

Sebaliknya, pihak Jepang memiliki tentara dalam jumlah besar. Mereka di bawah satu komando terlatih dan memiliki semangat bushido yang tinggi.Dengan keunggulan itu, maka pasukan Jepang dapat mendesak Sekutu dan setelah serangan di Cina Selatan pun akhirnya ABDACOM menjadi berantakan. Dengan memperoleh kemajuan yang cepat Jepang mulai memasuki berbagai wilayah di Indonesia.

"Hei...hei... ada apa ini, pak? Kenapa kompeni Walanda itu sekarang mempunyai banyak bendera? Apa mereka ingin menggelar pesta besar-besaran di sini?"

Shepo bertanya-tanya pada Sanusi, ayahnya yang sedang menata berkas-berkas hasil penjualannya hari itu di meja pembayaran. Sanusi pun menggeleng-geleng sambil mendesah.

"Bukan nak, itu adalah para rekanan Walanda dari berbagai negeri. Mereka akan menjadi sekutu Walanda itu, sepertinya akan ada perang besar. Berhati-hatilah nak, jangan mendekati apalagi cari gara-gara dengan mereka."

Sanusi memperingatkan Shepo sambil mengacungkan jari telunjuknya ke atas dan menatap tajam Shepo yang terheran-heran.

"Wah... lalu bagaimana dengan toko kita pak, apakah perang itu akan sampai ke sini?"

Shepo menjadi cemas dan bertanya-tanya, ada apa gerangan yang kembali melanda negerinya.

"Yah... semoga saja semua akan baik-baik saja, kemarin teman ayah yang habis berdagang di luar negeri berkata pada ayah bahwa suasana di Asia ini sekarang semakin tidak aman. Di negeri-negeri utara ternyata juga terdampak perang saudara setelah kompeni Eropa juga mengacau di sana. Mereka mengadakan perlawanan, perang dunia akan kembali meletus..."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun