Tiba-tiba ia dikejutkan suara berwibawa menggaunginya. Seketika Cloth membuka matanya dengan suara itu kembali berkata,
"Sudahkah perasaanmu kini demikian lega...?".
Cloth pun berlutut sambil kedua telapak tangan dipertemukan dan dilipatnya jari-jemari, " Ya... Aku sudah lega..."
"Maka persiapkanlah dirimu untuk pergi ke arah timur esok hari. Aku akan memberikan tanda untuk menyertai perjalananmu."
Rupanya Sang Pencipta telah menunggu ketetapan Cloth.
"Sekarang, pulang dan beristirahatlah..."
Cloth pun segera bangkit,
"Baik, terima kasih... aku mohon petunjuk dan perlindungan-Mu"
Nias... malam ini terakhir berpapas. Tempat ia dibesarkan dalam kenaasan orang tuanya ke sini atas kelalaian mereka. Dan semoga menjadi tidak naas dirinya untuk berpisah dari keluarga menuju takdir baru menantinya di ufuk timur.Â
Pagi di sambut oleh Matahari bersinar terang dengan langit begitu bersih memancang kebiruan angkasanya. Seolah ikut menyemangati Cloth untuk mencerahkan perjalanannya. Sementara Cloth masih sibuk memasuki barang keperluannya di perjalanan nanti ke tas kulit Harimaunya. Tas itu berbentuk buat memanjang dengan muara mulut tas yang dirajut dengan sulur-sulur dari pohon beringin yang telah dijalin kuat dan lentur melingkar untuk berfungsi sebagai pembuka dan penutup, sekaligus tali pemanggul.
"Ahhh...selesai sudah, Ayah...Ibu... Aku berangkat."