Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Again | Atlantis Genesis at Indonesian

2 Februari 2018   05:39 Diperbarui: 2 Februari 2018   05:43 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
frame.simplesite.com

"Oh... tidak, sekarang setelah kamu membunuh adikmu dan kamu akan meninggalkan kami...?!"

Tangisan Desire kembali pecah, dan Hadire mendekatinya untuk berusaha menghibur.

"Janganlah kamu menambah beban Cloth, dia sudah dihukum... dan dia akan menjalankan hukumannya itu. Dan kita pun harus semakin berlapang dada menerima ini semua..."

Sembari menghela nafas, Hadire memegang kedua bahu Desire  dengan kedua tangannya yang kekar.

"Sang Pencipta telah memutuskannya, sekarang apa yang telah menjadi ketetapan-Nya itu sebagai jalan yang terbaik bagi kita semua. Karena kita pun sudah melanggar Dia, dan ini konsekuensinya untuk kita..."

Nada suara Hadire berusaha setegar mungkin dari perasaannya yang kian berkecamuk atas kelalaian mereka menjaga diri mereka dalam larangan sang Pencipta. Desire terbata-bata memandangi suaminya itu dan mengangguk perlahan kemudian beralih memandang sendu Cloth.

"Semoga Sang Pencipta menyertai dan mengampunimu... tabahkanlah hatimu dan jangan ulangi perbuatan itu lagi."

Desire mendekap punggung tangan Cloth dengan kedua telapak tangannya yang meremas-remas lembut. Sementara Hadire pergi ke kamarnya mengambil sesuatu. Sementara Desire kembali memberi pesan-pesanya kepada Cloth untuk lebih sabar.

"Cloth, bawalah ini... sebagai tanda dariku."

Hadire menyerahkan suatu benda yang sepertinya berbentuk kalung dengan liontin yang terbuat dari tulang berguratkan ukiran indah. Bentuknya menyerupai mekaran bunga dengan lekukan ceruk yang cukup lebar di bagian tengahnya.

"Bungakah ini ayah, aku belum pernah melihatnya...?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun