Mohon tunggu...
Frando Nainggolan
Frando Nainggolan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berkarya Tanpa Batas

Semakin Keras Kamu Bekerja Untuk Sesuatu, Maka Semakin Besar Pula Perasaanmu saat Mencapainya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Menjadi Orang yang Pesimisme atau Optimisme", Anda Diposisi yang Mana?

15 April 2021   09:22 Diperbarui: 15 April 2021   10:43 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pesimisme dalam KBBI adalah paham yang  beranggapan atau memandang segala sesuatu dari sudut buruknya saja. Sedangkan Optimisme dalam KBBI adalah paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan; sikap selalu mempunyai harapan yang baik dalam segala hal.

Sebuah cerita yang hendak mengantarkan kita kepada pemahaman tentang Pesimisme. Setelah bangun tidur, Andi duduk di sofa di ruangan tamu rumahnya, ibunya dengan kegiatan rutin didapur mempersiapkan sarapan pagi untuk anggota keluarga. Putri kakak dari Andi sedang tidur-tidur di sofa rumahnya bersama adiknya, ia menghidupkan televisi, untuk mencari chanel yang menyiarkan kehidupan para selibriti. Dia tidak berdoa setelah bangun tidur, sehingga dia tidak ada gairah atau semangat untuk memulai aktivitas dipagi hari, dia hanya menonton siaran-siaran salebriti, film sinetron sehingga mengakibatkan ibunya mulai marah dan menegur Putri dan Andi supaya dia mengambil kesibukan seperti menyapu rumah, membersihkan halaman rumahnya, menyiram bunga, dan mandi pagi. Tetapi mereka malah megambil bantal untuk mengulangi tidur diatas sofa di ruangan tamu.

Sikap pesimisme senantiasa melihat kehidupan ini dengan pikiran negatif, memandang dalam hidup ini dari aspek penderitaan dan kemalangan tidak berharap sama sekali akan hadirnya kebaikan dalam kehidupan.

Kalau kita membuka kembali pembahasan sejarah perjalanan Bangsa Israel dalam Perjanjian lama, maka disana kita akan melihat sikap-sikap pesimis mereka terhadap berkat Allah, ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan, mereka tidak memandang kehidupan yang bahagia ketika memasuki tanah perjanjian Allah yaitu tanah yang subur tanah yang penuh dengan susu dan madu. Sikap bersungut-sungut, menentang Musa merupakan salah satu bukti nyata bahwa mereka tidak yakin akan janji Tuhan. Kesabaran tidak mereka miliki, pikiran negatif selalu diutamakan, pengharapan tidak ada dalam diri mereka.

Pesimisme sering sekali menimbulkan seseorang tidak bergairah, malas bekerja, malas belajar, tidak jarang akibat dari pesimisme banyak manusia yang depresi dan akhirnya bunuh diri. Hanya ada satu hal yang dapat mengatasi pesimis yaitu diri kita sendiri, mengendalikan diri kita adalah diri kita sendiri. Apa yang terjadi jika kamu keluar dari rasa pesimis? Tingkat kemalasan akan berkurang, semangat akan tumbuh kembali, rasa percaya diri akan dibangkitkan, persoalan akan semakin sedikit, produksi semakin meningkat. Orang yang percaya kepada Tuhan tidak pernah pesimis dalam hidupnya sebab janji-janji Tuhan selalu pasti, berkatnya tidak pernah berkesudahan. Dia merancang hidup anak-anakNya dalam rancangan damai sejahtera Masa depan ditentukanNya.

Optimisme adalah lawan kata dari pesimisme, artinya manusia yang selalu berfikir positif atau berpengharapan, tidak mudah putus asa. Sering kali cara berfikir manusia menentukan sikap dia melihat dirinya dan dunia di sekitanya, sekaligus melihat kehidupannya. Menjadi seorang yang optimis dan berpandangan positif dalam kehidupan dapat meningkatkan nilai kehidupan. 

Kalau kita kembali membuka lembaran sejarah di dalam kitab Perjanjian Lama diceritakan tentang kehidupan Daud, yang mana Daud salah satu tokoh alkitab yang tergolong orang yang Optimis. Daud tidak gentar menghadapi tantangan yang begitu hebat. Daud tidak pernah meragukan Allah dalam hidupnya merupakan kunci hidup tegar dan kokoh menghadapi masalah Daud tetap memfokuskan pikirannya kepada kebenaran Allah. Keberhasilan Daud menghadapi krisis yang terjadi dikarenakan Allah secara pribadi yang bertindak, karena hubungan pribadi yang intim dengan Allah. Pikiran yang terfokus kepada Allah melalui doa, membuat Daud optimis menjalani kehidupannya walaupun situasi dan kondisi tidak mendukung.

Rasa takut sering dihadapi oleh manusia, takut akan masa depan, karier, usaha, kondisi politik, sosial, ekonomi yang tidak stabil. Ketakutan dalam diri manusia sering membuat wajahnya cemberut. Dengan rasa optimis tentu kita akan mempunyai komitmen untuk sukses. Bagaimana meningkatkan rasa optimis? Bergaullah dengan orang yang berfikiran positif dan jauhkanlah dirimu dari orang yang berfikiran negatif. Mulai sekarang tentukanlah siapa dirimu, dan tentukanlah dimana dirimu, apakah kau tergolong menjadi orang yang Pesimis atau orang yang tergolong Optimis? Keputusan itu ada di tangan kita, mari bertindak dan berkarya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun