Mohon tunggu...
Frando Nainggolan
Frando Nainggolan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berkarya Tanpa Batas

Semakin Keras Kamu Bekerja Untuk Sesuatu, Maka Semakin Besar Pula Perasaanmu saat Mencapainya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Model Kepemimpinan yang Dibutuhkan dalam Gereja Masa Kini

27 Februari 2021   08:21 Diperbarui: 27 Februari 2021   08:47 4218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Oleh : Frando Nainggolan

     Gereja merupakan sebuah wadah tempat persekutuan. Selain tempat persektuan, gereja dapat juga dikatakan sebuah organisasi yang membutuhkan seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang bukan hanya memimpin melainkan pemimpin yang sungguh-sungguh mengabdikan dirinya dalam pelayanannya. Termasuk dalam memikirkan sebuah kemajuan dan perkembangan sebuah gereja yang dilayaninya. 

Faktanya, saya melihat dilapangan bahwa masih banyak gereja yang belum memikirkan kepemimpinan yang tepat bagi pertumbuhan gereja melalui penggembalaan. Saya melihat dilapangan beberapa pemimpin Gereja masih mementingkan kantong pribadinya (kepentingan pribadi) daripada memikirkan pola pelayanan yang dibutuhkan oleh jemaat pada masa kini. 

Terlibih jemaat sekarang ini dalam menghadapi pandemik Covid-19, jemaat sangat membutuhkan topongan pelayan, bantuan dari pemimpin gereja. Karenanya saya sangat tertarik dengan apa yang dikatakan oleh pimpinan Gereja HKBP Ompui Ephorus Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, dengan mengatakan "Serep Marhobas".

Untuk dapat menggembalakan jemaat maka pemimpin perlu meneladani model kepemimpinan Yesus dalam tiap pelayanannya ketika di dunia. Gaya kepemimpinan Yesus yang rendah hati merupakan hal yang perlu diperhatikan atau dimiliki oleh seorang gembala sebagai hamba Tuhan dan itu dapat terlihat dari gaya kepemimpinannya dalam bersikap. 

Sikap seorang pemimpin yang rendah hati memiliki pengaruh yang yang besar dalam melahirkan sebuah perubahan bagi jemaat sehingga perlu merefleksikan sikap yang menghidupi firman Tuhan sebagai gembala agar menjadi cerminan teladan yang dapat dilihat dan diikuti oleh jemaat sehingga persekutuan maupun relasi jemaat kepada tuhan dapat menjadi lebih baik. 

Dalam model kepemimpinan Yesus terlihat beberapa sifat yang dimiliki oleh Yesus ketika melakukan pelayanannya di dunia diantaranya yaitu :

  • Kasih. Dalam pelayanan pengajaran Yesus lebih menekankan Kasih. Seorang pemimpin perlu memiliki kasih yang berasal dari Allah karena seorang pemimpin yang memiliki kasih akan mengusahakan untuk melakukan yang terbaik bagi orang lain bukan hanya kepentingan diri sendiri, karena dengan memiliki kasih seorang pemimpin akan dewasa dalam memimpin pertumbuhan dan perkembangan pelayanan dalam gereja.
  • Kerendahan Hati. Kepemimpinan Yesus sebagai pemimpin pelayanan (servant leadership). Kepemimpinan itu dilihat melalui peristiwa Perjamuan Malam Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya. Kepemimpinan yang ditujukkan Yesus ialah kerendahan hati seorang pemimpin yang pelayanan-Nya berpengaruh (Wijaya: 2018, 136-137). Yesus memberikan teladan dalam berbagai hal yaitu gaya hidup, model kepemimpinan dan juga cara mengajar Yesus dapat menjadi teladan bagi setiap orang yang percaya. Dari pengajaran Yesus tentang kerendahan hati me njelaskan bahwa sebagai pemimpin gereja pada masa kini harus memiliki sikap dan hati sebagai pelayan dalam kepemimpinan pelayanan gereja dalam memberdayakan orang melalui keteladanan itu dalam pertumbahan rohani untuk semakin dekat dengan Tuhan (Setiawan: 2015, 105).
  • Integritas. Yesus sebagai pemimpin yang berintegritas membuktikan bahwa seorang pemimpin yang dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan dan tindakan (Mat. 5 :37). Yesus membangun relasi dengan Allah Bapa dan murid-murid-Nya.
  • Berhati Hamba. Kepemimpinan yang Berhati Hamba merupakan kepemimpinan Yesus yang merendahkan diri. Dalam hal ini seorang pemimpin harus menyadari bahwa keberadaannya sebagai pemimpin bukanlah atas kehendaknya sendiri melainkan atas rencanan Tuhan. Dari pernyataan ini membuktikan bahwa sebagai pemimpin gereja harus memberi diri untuk mengabdi dalam pelayanan gereja (Siswanto: 2018, 89-90).

Oleh sebab itu seorang pemimpin itu harus membawa pengaruh positif dari hati yang memberkati. Pemimpin yang bijak akan menyadari bahwa kepemimpinan yang ada padanya, yang merupakan kepercayaan dan pemercayaan, merupakan suatu kesempatan yang langka, yang mungkin tidak akan terulang dua kali. Kesempatan langka ini sesungguhnya merupakan momentum yang akan mewarnai upaya memimpin sang pemimpin dengan dampak yang panjang.

Dalam kaitan ini, seorang pemimpin yang bijak akan menyadari betapa penting baginya untuk melaksanakan upaya memimpin dalam organisasinya dengan orientasi pengaruh positif, yang akan membawa akibat positif pada kepemimpinannya. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dikatakan bahwa pengaruh positif pemimpin sesungguhnya beranjak dari sikap hati, yang merupakan pilihan bertanggung jawab untuk menerapkan gaya dan perilaku positif. Gaya dan perilaku positif pemimpin inilah yang akan dibuktikan melalui pengaruh positif yang menyentuh dan menggerakkan setiap orang di sekitarnya. Dapat pula ditegaskan bahwa dari sikap hati yang positif sajalah, seorang pemimpin dapat memberkati kepemimpinannya dengan mengimpartasi kehidupan melalui pengaruh positif.

Penegasan ini membenarkan bahwa pemimpin yang melaksanakan upaya memimpin melalui gaya dan perilaku positif sajalah, yang akan mampu menggerakkan bawahan secara positif karena mereka termotivasi oleh faktor positif yang memengaruhi mereka dalam proses memimpin. Dari sini, dapat dikatakan bahwa pemimpin yang menjaga hatinya selalu bersih, akan menemukan bahwa ia terbukti dapat menjalankan upaya memimpin secara positif dengan dampak dan hasil positif yang memberkati.

Kemudian, seorang pemimpin yang arif akan selalu meneguhkan dirinya dengan kesadaran bahwa apabila ia bertanggung jawab menjaga hatinya, maka akan ada pengaruh positif yang memberkati sesama. Ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Dallas Willard, "Mereka yang memiliki hati yang terjaga dengan baik adalah orang-orang yang dipersiapkan dan mampu menanggapi situasi kehidupan dengan cara yang baik dan benar." Dapat disimpulkan bahwa orang yang hatinya terjaga baik sajalah, yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang memberkati dengan pengaruh yang positif. Kalau begitu, dapat dikatakan bahwa pengaruh positif dari hati pemimpin yang terjaga sajalah yang akan membawa berkat melalui sifat, sikap, perkataan, dan tindakan pemimpin yang nyata dalam mengekspresikan pengaruh positif melalui upaya memimpin yang membawa berkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun