Mohon tunggu...
Francius Matu
Francius Matu Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati lingkungan pembenci kemunafikan dan pembenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tuhan pun Sumpahi Pohon Ara

2 Maret 2015   00:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semua manusia waras di dunia ini, mengetahui bahwa Yang Maha Kuasa yang kita sebut dengan Tuhan (Indonesia), God (Inggris-Amerika), Theis (Umum), Allah (Muslim) dan lain-lain, jika ingin berkehandak dan ingin berbuat, pastilah akan terjadi, pastilah akan terwujud, pastilah tidak pernah gagal, pastilah paripurna kejadiannya, pastilah sangat sempurna penampilannya.

Tuhan Maha Pencipta, Maha Mengetahui, Dia-lah yang menjadikan segala yang ada di alam raya ini yang lengkap dengan segala isinya. Bahkan sampai saat ini, masih banyak para ahli ilmu pengetahuan yang masih belum mengetahui segala yang ada yang telah diciptakan Tuhan, apa manfaatnya, apa kegunaannya, apa maksudnya, apa maknanya, malah masih sangat banyak dari semua Ciptaan-Nya yang belum diketahui manusia (ahli ilmu pengetahuan).

Hari ini, penulis terlibat dalam sebuah diskusi kecil dengan beberapa teman se-iman Kristen disebuah tempat rekreasi. Diskusi kecil ini terjadi karena ada pemicu pertanyaan dari seseorang dalam tim kami yang sengaja membacakan MARKUS 11 : 13 - 14
13 Dan dari jauh IA melihat pohon ara yang sudah berdaun. IA mendekatinya untuk melihat kalau-kalau IA mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu IA tiba di situ, IA tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. 14 Maka kata-NYA kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-NYA pun mendengarnya.

Biasanya pohon ara kalau sudah selesai berbuah, maka hampir semua daun-daunnya gugur dan ketika daun mulai bersemi, maka setelah itu biasanya pohon ara berbunga dan ketika pohon ara banyak daunnya, biasanya pohon ara dipenuhi dengan buahnya.

Pada Markus 11:13, IA=Tuhan Yesus (Trinitas) melihat pohon ara yang sudah berdaun dari kejauhan, lalu Tuhan Yesus mendekati kepada pohon ara, ternyata pohon ara itu tidak berbuah dan hanya ditemukan daun saja. Lalu ada keterangan lanjutan "sebab memang bukan musim buah ara".

Pertanyaan beberapa orang dalam diskusi itu adalah : Bagaimana Tuhan Yesus tidak mengetahui bahwa pohon ara itu berbuah atau tidak, sedangkan dirinya adalah Manusia yang diakui sebagai Trinitas. Seharusnya Tuhan Yesus mengetahuinya sebelumnya. Bahkan Tuhan Bapak Yang Maha Mengetahui yang ada didalam diri Yesus sudah bisa memberi tahukan pohon ara itu memang tidak berbuah walaupun daunnya lebat. Malah kalimat "sebab memang bukan musim buah ara", sebagai kalimat yang menunjukkan bahwa Tuhan Yesus tertipu dengan pohon ara tersebut.

Jika kalimat "sebab memang bukan musim buah ara" yang menyatakan bahwa memang saat itu bukan musimnya buah ara, mengapa Tuhan Yesus marah dan menyumpah pohon ara di Markus 11:14, maka kata-NYA kepada pohon ara itu "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya" Dan para murid-Nya pun mendengarnya. Mengapa pohon ara disumpahi karena memang bukan musimnya buah ara ?

Selanjutnya dalam diskusi itu berkembang pola pikir bahwa Tuhan Yesus telah pernah mengubah air biasa menjadi minuman fermentasi anggur yang sangat lezat diminum, kenapa berhadapan dengan pohon ara Tuhan Yesus tidak bisa berbuat apa-apa untuk memunculkan buah ara seketika ? Malah Tuhan Yesus menyumpahi dengan marahnya pohon ara yang tidak berdosa tersebut. Sampai saat ini, pohon ara masih saja berbuah dan banyak orang memakan buah ara tersebut.

Lalu diantara kami ada yang menjawab : Ok, selanjutnya kita tanya Bapak Pendeta saja nanti di Gereja semoga kita dapat pencerahan yang tidak menimbulkan pergumulan iman bagi kita. Sangat disayangkan diskusi belum tuntas, kami semua akan bergegas beranjak pulang. (Francius Matu)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun