Mohon tunggu...
Merista .K
Merista .K Mohon Tunggu... -

Sedang menerapkan prinsip menghindari kebiasaan yang buruk yang bisa mematikan kebiasaan yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ndesonya Jokowi

6 Mei 2014   18:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_334951" align="alignnone" width="284" caption="source : kaskus.co.id"][/caption]

Saya sesekali tertawa geli jika melihat petikan wawancara Jokowi. Dalam pikiran saya ada dua hal,

” iki capres kok cara ngomong nya ndeso dan sederhana sekali, bahkan lebih sering mengundang tawa geli dengan suara khas nya yang cempreng dan medok “

atau

” iki bapak udah jadi capres kok ngomong nya ngga secanggih atau semanis orang politik lainnya ya ? “

Melihat petikan wawancara Jokowi ketika safari politiknya yang terkini bersama para dubes negara negara di timur tengah, ketika ditanya mengenai kawin nya  Prabowo dan ARB, hanya dijawab

“Saya percaya masyarakat sudah ngerti, sudah cerdas. Itu saja yang kita peganglah,” lanjut Jokowi.

Entah ini bentuk pencitraan dari seorang Jokowi, atau memang bentuk asli kesederhanaannya berbicara. Saya kemudian membayangkan jika orang politik lain yang menjawab nya, pasti akan berbeda gaya dan *tertawa geli* berhiaskan kata kata politis yang memuakkan, seperti

“pertemuan kedua tokoh tersebut untuk membicarakan masalah bangsa dan mencari solusi untuk permasalahan bangsa yang semakin pelik, serta membentuk pemerintahan dengan kesamaan platfoam, bla bla bla dan bla bla bla bla”
Biasanya jika bicaranya mulai memble dan manis seperti ini, saya langsung ber-huff ria dan mengganti channel berita. Haha..

Mendekati Pilpres yang kemungkinan hanya Merah vs Putih,  banyak tokoh, baik itu yang digadang sebagai capres atau cawapres, berlomba lomba tampil secanggih mungkin, berbicara semanis mungkin, dan berjanji dengan semunafik mungkin, ada yang kemana mana naik helikopter pribadi, jet pribadi, hihi..atau bermain kuda layaknya bangsawan kerajaan, berpakaian serapi mungkin, dan kalau bisa mungkin mereka akan memakai kostum bangsawan lengkap dengan jubah dan panji panji kebesarannya yang memberikan kesan eksklusif, agung dan tinggi derajat nya. Seperti calon calon raja yang siap menerkam dan memangsa pesaing nya, mengintimidasi dan menghipnotis calon calon pemilihnya dengan polesan make-up janji dan kata yang semanis madu yang mentereng tersebut.

Di tengah semua itu, di tengah semua pencitraan luar biasa bling bling dan unjuk kekuatan dan adu janji tersebut, kok Jokowi masih saja se-ndeso itu ya ? kata nya media darling, katanya pencitraan,  Jokowi jangan mau kalah sama yang lainnya, kan katanya wartawan ngikut terus jalan kemana mana. Mbok ya pakai pakaian yang rapi lah, jangan kemeja putih lecek terus, sesekali pakai baju safari yang lengkap, atau berdasi dan at least, pakai jaket biar kerenan dikit. Terus sepatu nya udah boleh diganti itu pak, kok kemana mana dilihat pake sepatu butut yang mulai mirip sepatu di filmnya Sepatu Dahlan iku loh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun