Tubuh
Raga
Itu Indah
Penuh pesona
Salah satu dari yang terindah
Saat tubuh
Saat hanya tubuh saja
Tak ada yang lain
Tubuh itu
Dari apa
Dari benih
Tapi sesudahnya
Jadi tanah
Tubuh dan Tanah
Mereka dekat
Akrab
Karib
Sahabat mereka itu
Namanya Jiwa
Ya, Jiwa
Lihat
Tubuh, Tanah, Jiwa
Mereka bertiga bersahabat
Punya siapakah tubuh
Tubuhku, milikku
Tubuhmu, punyamu
Aku sangsi tentang ini
Tak sepenuhnya begitu
Kamu pemilik setitik tubuhmu
Seperti sebutir pasir di Sahara
Juga aku
Kita maksudku
Kamu tak kuasa
Atas jadinya
Juga atas tuntasnya
Di antaranya kamu jadi
Di antaranya kamu menjadi
Kamu lahir
Menangis
Merangkak, berjalan, berlari
tidur, berbaring, terlelap
Lalu selesai
Tubuh itu
Bukan raga robotis
Bukan mesin otomatis
Bukan komputer cerdas
Ia punya sahabat
Namanya Jiwa
Bersama mereka menjadi
Bersama mereka ada
Bersama mereka hidup
Dekat dengan Tanah
Sahabat mereka
Tanah bagi mereka
Seperti tempat bermain
Seperti ranjang bagi yang berbaring
Itu rumah bermain mereka
Aduh
Tubuh
Tentangnya
Tak cukup kata
Untuk katakan
Tentangnya
Ia jelas dan tak tampak
Ia bersembunyi
Dalam kegelapan malam
Tanpa bulan dan bintang
Di situ ia duduk
Menantimu
Yang mencarinya
Kamu kira
Sudah ketemu
Sudah jumpa dia
Berhati-hatilah
Terlalu gelap bagimu
Sangat pekat untuk melangkah
Untuk menyentuh
Kamu hanya punya lilin
Lilin Jiwa
Yang menuntunmu
Pada raga
Pada Tubuh
Yang ada di sana
Aku lebih suka menulisnya begini
Adadisana
Ya, begitu
Maaf aku keliru
Seharusnya begini
AdatiAda
Mudah-mudahan tidak keliru
Kalau keliru lagi
Berarti saya manusia
Sepertimu
Masih sepertimu
Kita pergi ke Tubuh lagi
Tubuh
Oh tubuh
Kamu membangunkanku
Bukan aku
Bukan aku yang dibangunkan
Tapi mauku
Kehendakku
Gairahku
Hasratku
Deritaku
Cintaku
Ya, aku
Kamu membangunkanku
Wahai tubuh
Indahmu
Lekukanmu
Dalam remang
Menambah pesonamu
Menyiksa gairahku
Tubuh
Kamu sudah seperti
Apa yang dapat kukunyah
Kutelan
Kubuang di jamban
Kamu kutukar dengan gemerincing
Kepingan koin
Nyaring kertas baru
Hingga yang kukirim
Di alamat tabungan
Tubuh
Milik siapa
Pria-Wanita
Wanita-Pria
Sama saja
Sekarang kabur
Sudah mudah didapat
Dengan penukar
Untuk apa
Dengan tubuh
Kenyang
Tidak
Tubuh tak untuk itu
Ia dari asalnya bukan untuk itu
Ia tak dapa kenyang
Saya harap ini tidak keliru
Indahnya tubuh
Memberi isyarat
Tatanan tubuh
Ordinasi tubuh
Keteraturan tubuh
Sakit di tanganmu
Luka di kakimu
Membuat kamu tak nyaman
Ya, kamu, seluruh tubuhmu tak nyaman
Itu karena tubuh adalah kamu
Tubuh itu Diri
Menukar tubuh
Menukar Diri
Yang benar
Tak tertukarkan
Tiada duanya
Hidup itu bukan untuk tubuh
Bukan untuk makan
Tapi untuk Tanah
Dan untuk sahabatnya
Namanya Jiwa
Tubuh memang perlu makan
Perlu nutrisi untuk Tanah
Jiwa perlu apa untuk Tanah
Jiwa tak perlu apa-apa
Ia bukan untuk Tanah
Ia memang untuk Tubuh
Ia ada untuk
Untuk yang saya sebut
Dengan dua cara
Entah keliru
Entah betul
Untuk
Adadisana
AdatiAda
Saya harap begitu
Kalau pun tidak
Saya hanya berharap
Apa pun modelnya
Apa pun namanya
Saya hanya berharap
Haya itu yang saya dapat
Semoga begitu
Tubuh
Terlalu sempurna
Sempurna dalam keterbatasan
Sempurna dalam kesederhanaan
Kesederhanaan yang anggun memesona
Sederhana yang indah
Hingga habis kata
Untuknya
Tapi bukan bermain dengan kata
Seperti orang sekarang
Suka bermain kata
Hingga mempermainkan kata
Tubuh itu luhur
Pantas dirawat
Tapi bukan dirawat untuk dirinya sendiri
Tubuh itu patut dijaga karena luhur
Lulurlah tubuh untuk keluhurannya
Tubuh itu hanya dipersembahkan
Sekali untuk selamanya
Kepada yang empunya
Si pemilik
Siapa
Kamu dan dia
Yang kamu temui
Tak di jalan
Apalagi di jalanan
Dia yang kamu temui di sana
Seperti di malam gelap
Tanpa bulan dan bintang
Juga di siang
Di bawah matahari
Yang bersamamu
Mau mengikat hati
Mau menyatukan hati
Untuk menjaga Tubuh
Tubuh untuk Tanah
Jiwa untuk Tubuh
Hanya itu
Dengan begitu
Tubuh dijaga
Sampai kesudahannya
Sampai ke Tanah
Dalam ketanahannya
Tubuh dibuktikan
Kekuatan janji
Janji kalian
Kamu dan dia yang kamu dapati
dalam glap tanpa cahaya dan siang bolong
Sekali saja
Tak berkali-kali
Ini gampang
Juga sulit
Indah
Juga derita
Kedua-duanya
Jatuh-bangun
Suka-duka
Gembira-sedih
Gampang-rumit
Melimpah-merana
Terpelihara-terlantar
Di dalam semuanyalah
Tubuh dijaga
Bukan sendiri
Tapi bersama
Dan masing-masing
Secara unik
Khas manusia
Itu
Tubuh
Perkara apa
Diri
Jadi sempurna
Sampai tuntas
Bukan tuntas di Tanah
Keliru
Tuntas di Tanah untuk
Untuk
Ingat
Adadisana
AdatiAda
Karena sahabat terbaik mereka
Demi yang bernama Jiwa
Itu hanya nama samaran
Nama aslinya
Ialah
Animus
Anima
Ya, Animus Anima
Itu nama aslinya