Mohon tunggu...
Frainto Julian Kalumata
Frainto Julian Kalumata Mohon Tunggu... Freelancer - Halmahera Utara - Salatiga

Frainto kalumata, sapa saja frento. Lahir 11 juli 1996 di kota Tobelo. Kota kecil yang berada di halamahera Utara. Mahasiswa manajemen Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga. Jejaknya bisa di lacak melalui akun instagram @frentokalumata.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Seusai Membaca "Sang Alkemis"

28 Desember 2021   06:00 Diperbarui: 28 Desember 2021   23:05 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepulang memeriksakan diri. Saya merasa aneh, mengapa isi kepala selalu meriuhkan kompleksnya jagat raya. Pada satu hal mikro saja, yakni manusia; ada kedalaman yang tak terbatas. Bila ditimang-timang, mungkin keingintahuan berlebihan dapat membuyarkan fokus seseorang. Tak heran, anggapannya "mungkin tersesat". 

Saya mencari tahu "kemungkinan" itu. Kalau jawabannya ada pada garis tangan kita masing-masing, maka kita akan dengan mudahnya membalikan telapak tangan. Sialnya! Kita kadang terburu-terburu menyimpulkan segala sesuatu; menciptakan esensi dipermukaan, tanpa menyelami secara mendalam.

Hari ini, bila saya berdiri diatas permukaan "Sang Alkemis" maka saya akan berani berujar, bahwa setiap orang harus bertualang mencari harta karunnya. Ujaran semacam ini kerap kita jumpai pada kata-kata motivasi yang sesaat menggetarkan hati. 

Namun hati yang tergetar sekali pun memungkinkan ilusi yang menyerupai kenyataan. "Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?" Tanya Santiago. "Sebab dimana hatimu berada, disitulah hartamu berada" jawab si Alkemis (hal 173). Saya membaca berulang-ulang kali, supaya memahami maksud percakapan mereka. Ada apa dengan suara hati yang memukau itu? Semoga saya tidak berlebihan. 

Diambang tingkap, saya ibarat sedang menyaksikan sebuah pergelaran seni drama: Seorang Santiago terpukau oleh seorang perempuan gipsi. Ia diyakinkan si pria yang mengaku dirinya raja. Ia mendatangkan keberuntungkan bagi si pedagang. Lalu melakukan perjalanan dengan si pria inggris, dan bertemu si Alkemis. 

Pada akhirnya, Ia menemukan harta karun yang Ia dambahkan. Kisah yang membuat hati saya bergetar. Ada bahasa yang melampaui kata-kata. Meski kisah dalam novel 'Sang Alkemis' ialah fiksi, bahasa itu membuat saya terkoneksi. 

Penulis memakai istilah bahasa universal, itu juga memungkinkan Santiago terkoneksi meski ia kesulitan berbahasa Arab dan ditipu diawal petualangannya. Ada bahasa yang memberikan pemahaman terhadap suatu kebijaksanaan. Dan itu sangat sederhana dan memanjakan pikiran.

Bagi yang hatinya bergetar, ia akan mampu menemukan tanda-tanda dalam buku ini. Lalu antusias tuk melanjutkan petualangannya. Saya meyakini bahwa beberapa dialog dalam buku ini didasari atas hikmat Tuhan. Paulo Coelho mendapatkan hikmat tersebut. 

Di halaman sembilan, saya dapati awal hikmat itu (lukas 10: 38-42). Lalu memasuki bagian dua, saya disuguhkan hikmat dari si pedagang yang memilki impian ke mekah. 

Lalu cermatilah percakapan Santiago dengan angin, padang gurun dan matahari. Hikmat Tuhan melampaui dunia dan segalah isinya. Ini hanya sebagian dialog. Namun yang pasti, Sang Alkemis adalah kisah sederhana yang menyimpan kebijaksanaan penuh makna.

Saya akhirnya memahami kenapa buku ini begitu memikat. Karena kita adalah petualang. Kita mencari hidup dengan petualangan yang kita hidupi dan yakini masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun