Mohon tunggu...
Fradoling HertinaDama
Fradoling HertinaDama Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Mahasiswa universitas kanjuruhan malang, prodi bahasa dan sastra indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Novel "Sepatu Dahlan" Karya Khrisna Pabichara

20 Januari 2021   19:51 Diperbarui: 20 Januari 2021   19:53 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Novel "Sepatu Dahlan" karya "Khrisna Pabichara" merupakan novel yang pertama kali di rilis pada tahun 2012 Novel setebal 369 halaman dan 32 bab ini menceritakan mengenai perjuangan, kerja keras dan semangat pantang menyerah seorang anak lelaki yang hidup dari keluarga sederhana untuk mencapai masa depan yang jauh lebih baik dengan latar belakang peristiwa Gerakan 30 September PKI.

Dahlan, dalam novel itu adalah seorang pejuang, pejuang bagi masa depannya tak peduli jalan berliku. Dahlan seorang anak lelaki itu merupakan anak dari daerah Kebon Dalem, Jawa Timur, yang mempunyai mimpin yang  sangat sederhana untuk yaitu sepasang sepatu dan sepeda.

Dengan didikan dari ayahnya dan juga kasih sayang dari ibunya menjadiknnya seorang anak lelaki yang sangat dewasa dan juga menghargai kedua orang tuannya sertake dua kakanya.  

Dari semangat Dahlan yang luar biasa demi melanjutkan sekolah ke SMP yang ia impikan yaitu SMP Magetan tak tersampaikan di karenakan biaya yang tak cukup tetapi bapaknya tetap menganjurkan Dahlan untuk melanjutkan sekolah di Tsanawiyah Takeran, sebuah pesantren yang didirikan oleh leluhur bapaknya. 

Setiap harinya pergi dan pulang sekolah dahlan berjalan kaki tetapi ia tak pernah menyarah dan tetap semangat untuk menuntut ilmu dan juga untuk impiannya yang sederhana untuk memiliki sepasang sepatu dan sebuah sepeda mampu melecut semangat juangnya.

Setelah Ibu Dahlan meninggal dunia, dahlan dan bapaknya serta adik perempuannya hidup tanpa kasih sayang dari ibu mereka lagi, Dahlan juga mempunyai 2 orang kakak perempuan tetapi mereka sedang berkerja dan kuliah di Madiun, pulangnya hanya sesekali saja. Dengan keadaan hidup yang kekurangan namun bapak Dahlan tetapi berjuang keras berkerja sebagai kulih bangunan dan kerja serabutan tetapi keluarga dahlan tidak pernah mengemis belas kasihan dari orang lain.

Hari-hari di lewati Dahlan dengan semangat di sekolah dan lingkungan rumahnya tetap ceria bersama sahabat-sahabatnya Arif, Imran, Kadir, Komariyah dan Fadli. Mereka bersahabat dan selalu mengukir prestasi dalam pelajaran dan pertandingan Bola Voli. 

Di suatu hari Dahlan yang tergabung dalam tim Bola Voli di sekolahnya menjadi peserta unggulan, dia bersama teman satu tim mewakili sekolahnya dalam kejuaraan Bola Voli serta berhasil menjadi juara. awalnya Dahlan dan teman-temannya sempat putus asa karena dalam pertandingan itu diwajibkan memakai sepatu, sedangkan Dahlan tak memiliki sepatu, ia dan temannya tak menyerah Pertandingan tetap dijalaninya. 

Sahabat-sahabatnya berpatungan untuk membeli sepatu bekas dan itu merupakan sebuah sepatu  pertama untuk Dahlan. Dan dalam petandingan tersebut dahlan dan teman-temannya mendapatkan juara tetapi dahlan sangat beruntung ia juga mendapat pekerjaan untuk menjadi pelatih bola voli di sekolah dasar dan sekolah tersebut termaksud sekolah favorit. 

Dari situ dahlan menghasilkan uang dan bisa membeli 2 pasang sepatu untuknya dan untuk adiknya. Sedangakn mimpinya dahlan yang kedua yaitu bisa membeli sepeda dan ia berhasil membelinya dengan uang dari menjadi pelati tersebut.

Amanat dari Novel "Sepatu Dahlan" Karya " Khrisna Pabichara" ini mengajarkan kita bahwa hidup bagaimana pun kita atau dalam keadaan apapun kita tetap harus menjalaninya dengan semangat dan Untuk mencapai mimpi-mimpi kita jangan putus asa karna itu semua dari tuhan dan yakin bahwa tuhan akan memberikan apapun yang kita butuhkan serta yang kita inginkan asalkan kita melakukan segala sesuatu dengan ikhlas dan selalu mengucap syukur atas segalah yang terlah di berikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun