Mohon tunggu...
fracia
fracia Mohon Tunggu... Administrasi - pelajar

tidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Tari Balet dan Perkembangannya di Indonesia

18 Agustus 2022   16:09 Diperbarui: 18 Agustus 2022   16:14 4298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hobi saya adalah menari. Salah satu cabang tarian yang paling saya sukai adalah balet. Menurut Britannica Dictionary of Art, balet merupakan seni tari teatrikal yang diajarkan secara sekolah formal yang dipadukan dengan elemen artistik seperti musik, kostum, dan juga stage decoration & property (dekorasi panggung). Istilah "ballet" dan "ball" berasal dari kata Italia "ballare" yang berarti "untuk menari." 

Awal mulanya balet dapat ditelurusi ke zaman renaisans Italia pada tahun 1500an ketika tarian tersebut dikembangkan sebagai court dance.  

Setelah pernikahan Catherine de Mdicis, seorang bangsawan Italia, dengan Raja Henry II dari Prancis, pusat seni tarian balet dipindahkan ke Prancis. Pada saat itulah dimana Catherine memperkenalkan gaya tarian balet awal ke dalam kehidupan istana di Prancis.  

Seorang musisi istana dan koreografer bernama Balthasar de Beaujoyeulx merancang Ballet comique de la reine (1581; "The Queen's Comic Ballet"), yang dianggap oleh sejarawan balet sebagai tarian balet pertama. Tarian tersebut berdurasi 5 setengah jam yang dilakukan untuk menghormati pernikahan anggota kerajaan. 

Ia juga meresmikan tradisi panjang balet istana di Prancis yang mencapai puncaknya di bawah pimpinan Louis XIV pada pertengahan abad ke-17.

Pada tahun 1661, Raja Louis XIV mendirikan Acadmie Royale de Danse. Lalu pada tahun 1669, ia mendirikan Acadmie Royale de Musique. Acadmie Royale de Danse dibentuk dengan tujuan melestarikan sekolah klasik tarian bangsawan. 

Sekolah tersebut berlangsung sampai tahun 1780-an. Acadmie Royale de Musique menjadi sangat penting dalam perkembangan balet. Akademi itu diciptakan untuk menyajikan opera, yang kemudian memasukkan unsur tari; selama satu abad penuh, balet merupakan komponen wajib dari berbagai bentuk opera Prancis. 

Suksesi master balet terkemuka (terutama Pierre Beauchamp, Louis Pcour, dan Gatan Vestris) memastikan prestise balet Prancis, dan kualitas penari Opra menjadi sangat terkenal di seluruh benua Eropa. Daya tarik balet semakin meningkat dan terkenal di mata publik yang semakin luas di Paris tercermin dalam keberhasilan balet opera.

Balet pertama kali diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1929 ketika masa penjajahan Belanda. Di awal abad ke-20, balet di Indonesia kebanyakan diajarkan dan dirintis oleh orang Belanda yang menetap di Indonesia, yang mengajarkan balet kepada para perintis balet Indonesia. 

Dulu hanya anak-anak keturunan Eropa, Tionghoa, bangsawan, dan pejabat pemerintah saja yang dapat mempelajari balet secara profesioal. Sayangnya, tarian balet di Indonesia tidak banyak diminat dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura maupun Australia. 

Salah satu faktornya adalah tarian balet membutuhkan biaya yang besar untuk membeli peralatannya, seperti pointe shoes, leotard, stocking, dan lainnya. Banyak orang juga merasa bahwa tarian balet merupakan tarian penjajah karena dikenalkan oleh Belanda. 

Pemerintah pun juga memberikan dan lebih memerhatikan pendaan untuk pertunjukkan tarian tradisional dibanding dengan pertunjukkan tarian balet. Banyak orang juga lebih memilih tarian hip-hop dibanding balet, salah satu alasannya karena faktor masuknya K-Pop dalam dunia musik dan hiburan di Indonesia.

Menurut saya, pemerintah juga harus memberikan dukungan pada pertunjukkan atau organisasi-organisasi balet di Indonesia, baik dalam segi dana maupun segi promosi, karena ada banyak orang yang ingin mengikuti dan mempelajari tari balet. Namun, karena harganya yang mahal ataupun tidak tersedianya fasilitas dan orang yang mampu untuk mengajarkan balet, banyak orang yang tidak dapat mempelajari balet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun