Visi Jangka Panjang Afrika untuk Menjadi Kekuatan Global
Pada Januari 2015, Uni Afrika meluncurkan Agenda 2063 pada Addis Ababa, sebuah kerangka strategis selama 50 tahun untuk membangun Afrika yang makmur, terintegrasi, damai, dan memiliki peran penting di dunia. Agenda ini mencakup periode 2013--2063 dan bertujuan memandu benua dalam mencapai transformasi sosial-ekonomi yang inklusif serta mengurangi ketergantungan pada bantuan asing. Tahun 2025 menjadi momentum penting karena Uni Afrika dan negara-negara anggotanya mulai mempercepat pelaksanaan proyek-proyek unggulan untuk memastikan target 2063 dapat tercapai tepat waktu.
Investasi Besar untuk Masa Depan Benua
Sebagai langkah konkret, negara-negara Afrika mulai mengarahkan investasi besar ke infrastruktur, teknologi, energi bersih, pendidikan, dan perdagangan bebas. Misalnya, African Continental Free Trade Area (AfCFTA) kini diimplementasikan secara penuh untuk menciptakan pasar tunggal yang menghubungkan lebih dari 1,3 miliar penduduk.
Selain itu, proyek African Integrated High Speed Rail Network sedang dikembangkan untuk menghubungkan ibu kota negara-negara Afrika, mempermudah mobilitas manusia, barang, dan ide. Tidak hanya infrastruktur fisik, Uni Afrika juga mendorong digital transformation melalui pembangunan jaringan internet berkecepatan tinggi, digital ID, dan pusat data yang aman, guna mempersiapkan benua menghadapi ekonomi berbasis teknologi dan kecerdasan buatan.
Tiga Pilar Pengembangan Agenda 2063: Kemakmuran, Integrasi, dan Kepemimpinan Global dalam kerangka Agenda 2063, ada tiga prinsip strategis utama:
1. Â Kemakmuran (Prosperity): Mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif melalui industrialisasi, pertanian modern, dan teknologi inovatif.
2. Integrasi (Integration): Memperkuat persatuan politik dan ekonomi dengan membangun pasar tunggal, konektivitas transportasi, dan keselarasan kebijakan.
3. Kepemimpinan Global (Global Leadership): Memposisikan Afrika sebagai pemain utama dalam tata kelola global, perdamaian, dan pembangunan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip ini menjadi panduan agar transformasi benua tidak hanya fokus pada kecepatan pembangunan, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan, stabilitas sosial, dan kemandirian ekonomi.