Mohon tunggu...
Fitri Nuraeni
Fitri Nuraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Profil

20170810093

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beradaptasi di Tengah Situasi dan Kondisi

28 Desember 2020   20:34 Diperbarui: 28 Desember 2020   20:52 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Fauzi ketua PAPELA (Pedagang Pelataran Bringharjo Barat). Dokpri

Yogyakarta – Diberlakukannya era normal baru di tengah pandemi tidak serta merta membuat aktifitas seluruh lapisan masyarakat kembali normal seperti sebelumnya. Selama beberapa bulan aktifitas masyarakat mengalami gangguan. Mau sampai kapan? Fakta bahwa kota Yogyakarta sebagai tempat tujuan wisata masyarakat dalam dan luar negeri pun ikut merasakan dampaknya. Hal itu disampaikan langsung oleh Ahmad Fauzi di Malioboro, Yogyakarta.

 “Ya berkurang. Hampir turun 70% yang dari hari biasa ya biarpun ini sudah new normal.” ujar Ahmad. Beliau bahkan menyampaikan bahwa banyak pedagang yang tidak mendapat keuntungan sepeser pun dari hasil dagangan mereka. 

“Pernah saya selama pandemi ini dalam sehari menjual hanya 12 gelas.” tambahnya. Berkurangnya jumlah wisatawan secara besar besaran membuat banyak pedangang terlunta-lunta. Sulit membayangkan bagaimana cara mereka untuk bertahan di tengah situasi seperti ini. 

Tak sedikit pula pedagang mengurangi jumlah produksi, apalagi untuk produk konsumsi. Banyak pedagang yang merasa kesulitan mengatur pengeluaran dikarenakan pemasukan yang mereka dapat saat ini sudah jauh dari kata stabil.

“Baru mau jalan lagi (perekonomian), ini pemerintah memberikan uji coba untuk ditutup jalur ini, turun lagi (perekonomian), sama sekali tidak ada pengunjung.” ujarnya. Entah akan sampai kapan hal ini akan terus terjadi.

Untuk mengatasi hal tersebut, para pedagang dan pengusaha bernegosiasi kepada pemerintah agar tetap mengedepankan ekonomi pedagang dengan memberlakukan jam buka dan tutup jalan. Selain itu, di era normal baru ini pedagang ingin pengunjung untuk kembali datang dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan. 

Tidak heran jika sekarang muncul berbagai macam alternatif cara masyarakat dalam mengatasi kondisi seperti saat ini. Katakanlah sudah banyak masyarakat yang mampu mengatur waktu mereka dalam beraktifitas apalagi dalam urusan berwisata. Rata- mereka akan memilih waktu yang bukan waktu untuk berlibur. Sengaja meluangkan waktu ditengah aktifitas yang padat adalah salah satu solusi. 

Tak jarang juga masyarakat menunda waktu berlibur mereka sampai keadaan pulih seperti semula. Bisa juga tetap berlibur seperti biasa namun dengan syarat harus dengan kewaspadaan penuh. Kembali lagi tetap mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan. Tentunya masyarakat tidak akan mau terjangkit saat sedang asyik berlibur.

“Kita juga harus mengingatkan pengunjung yang tidak memakai masker. Kalau pas dia kebetulan membeli, itu kita menghimbau dan menyampaikan kepada pengunjung untuk memakai masker.” tambahnya. Maka dari itu, dibutuhkan kerjasama dan kedisiplinan antara pengunjung maupun pedagang di tempat wisata agar terciptanya kenyamanan dan keselamatan banyak pihak terkait dengan kondisi seperti saat ini.

Tak banyak hal yang dapat Ahmad dan para pedagang lainnya lakukan selain menunggu. Menunggu hingga situasi dan kondisi menjadi kembali seperti semula. Para pedagang berharap perekonomian mereka kembali seperti semula. Tetap menjaga protokol kesehatan dan patuhi apa yang pemerintah imbaukan kepada masyarakat. Menjaga kesehatan tetap menjadi urusan utama bagi seluruh lapisan masyarakat. Terutama para pedagang yang notabene nya mereka terjun di lapangan bertemu dengan banyak orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun