Peran Si Kembar Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia
Perubahan cara interaksi masyarakat dengan media dalam era infromasi membuat adanya peralihan dari media konvensional ke media online dalam rangkaian produksi dan distribusi menaruh konsekuensi pada cara kita memahami dan memvisualisasikan lingkungan sekitar.
Berikut ini beberapa trend yang berhubungan dengan kebiasaan orang mengakses berita:
- Membaca-- pembaca versi online makin bertambah;
- Menonton-- penonton melihat dunia makin dikontekstualisasikan dengan adanya manipulasi penyuntingan gambar dan video;
- Mendengarkan-- pendengar radio ada yang beralih ke sarana online;
- Multitasking-- pengguna media kontemporer semakin terlibat dalam kegiatan konsumsi dan produksi informasi dalam berbagai media yang berbeda secara bersamaan, misalnya mendengarkan radio, membaca surat kabar, dan menjelajahi Google di waktu yang bersamaan.
Tak ayal muncul beberapa masalah yang dialami individu dalam mengaskses informasi dari internet (Deuze dalam Widodo, 2020, h. 28):
1. Individu sulit mengakses, menggunakan, termasuk berinteraksi dengan banyaknya informasi yang diproduksi jurnalisme multimedia.
Pengguna menyukai situs berita multimedia namun juga tak ingin dibuat pusing dengan mengklik gambar atau rekaman suara;
2. Individu makin berharap media juga berperan membentuk makna, pengalaman, dan informasi.Â
Sebagai contoh, jurnalisme kian menyadari keterlibatan sukarelawan publik, seperti citizen jurnalism, user-directed journalism, dialogical journalism.
Alhasil, Mark Deuze kemudian mengkategorikan dua budaya penggunaan media pasca hadirnya dua jurnalisme di platform digital ini:
1. Masyarakat mengutamakan kebahagiaan dan mengonsumsi apapun yang ditawarkan media secara multiasking;
2. Ada keinginan dan kemampuan terlibat aktif dalam proses jurnalisme, permintaan konteks, dan perspektif beragam dengan topik yang diminati, serta ikut ambil andil dalam berbagai kolaborasi storytelling.
Sekarang, Anda sudah tahu kan perbedaan si saudara kembar ini?