Hari Ahad/Minggu sore, daku libur 'ngojek'. Menurut Kondo Langit, juragan spiritual tentang "penderitaan", hari tersebut untuk istirahat total; kecuali untuk buka Kompasiana. Yang satu ini kagak boleh istirahat (udah dapet horor .....) wakakakkkk.
"Mas, mau makan apa?"
"Ah, pingin makan nasi, plus rebusan sawi pahit, plus sambal terasi".
"Udah itu saja?"
"Ya....., memangnya kenapa? Kita 'kan meniru Presiden. Beliau prihatin makan nasi aking. Kita dah lumayan makan nasi putih, plus sawi pahit, plus sambal terasi".
"OK-lah klo gitu".
Sangat lahap aku makan sore itu. Maklum, nggak biasa makan dengan sambal terasi (karena nggak ada) . Bahkan aku tambah nasi saat itu. Uenak tenan....asli enak tenan.
Entah mengapa, satu jam setelah makan (saat itu, kurang lebih jam 19-an malam), perutku 'melintir', suakit nian. Lebih tragis, pada saat yang bersamaan, aku seperti "seterikaan", kulu-kilir ke toilet. Kulu-kilirnya nggak banyak, cuma sekitar enam kali........... Badan keringat dingin, dan gemetaran.
Ujung-ujungnya, daku ke rumah sakit.
----------------------------------------------------------
"maunya hemat, eh....hampir sekarat "