Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pernah Arif

28 Juni 2016   00:54 Diperbarui: 28 Juni 2016   01:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebaris kalimat suci pernah kulantunkan
Memuji-Mu dengan sepenuh hati
Tiada maksud, selain menyukuri
Rahmat hidup yang berlalu dan berliku

Kalau kini aku kembali melakukan ritual ini
Karena kuingat hidup hanya sekali
Mungkin puasa yang akan datang
Nama hanya tinggal kenangan

Pernah arif, minimal kulakukan
Tobat sesaat pun jadilah
Seraya "menabung" pundi-pundi hidup
Yang kadang terasa nyalanya redup

Derma, amal, perlu "dicatat"
Agar kearifan semakin mencuat
Bila perlu ditulis dalam bingkisan
Dari "si A" anggota partai "I" tinggal di sana

Oh, kearifan serasa mainan
Kemanakah nadi hidup sucimu
Tak ingatkah cinta untuk memberi
Dan tak kan mengharap lagi?

-------------------

Pojok kantin, 12.52

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun