Jam 4.27 pagi. Aku terbangun.
Angin semilir yang menembus jendelaku, mengusikku untuk segera bergegas. Kebetulan mamanya Prima sedang bertugas di luar kota. Praktis kami hanya berdua di rumah.
Kujerang air, untuk mandi anakku.  Setelah air hangat  tersedia, kubangunkan Prima untuk mandi menggunakan air hangat itu.
"Prima, bisa mandi sendiri?"
"Bisa Pa," katanya.
Sementara aku menyiapkan sarapan, Prima kubiarkan jebar-jebur mandi. Sesekali kulihat dia. Masih asyik dengan sikat gigi.... Kulirik kembali, sesekali ia sedang utik-utik lubang hidung.
"Sudah Ima?"
"Sudah Pa..."
Beberapa busa sabun yang masih menempel di badannya  kubilas kembali.  Usai mandi, kusiapkan pakaian sekolahnya.  Masih berbebat handuk, Prima ke kamar. Ia berpakaian sendiri.  Wakakakk...pakai kaos dalamnya terbalik. Bagian depan untuk belakang,  dan bagian belakang untuk depan. Kubuka lagi kaos dalam itu.
"Salah ya Pa, kok  rasanya cekit-cekit di leher...."
"Iya Prima. Tapi gak apa-apa sayang, ... Bapak siap membetulkannya." Â Kupandangi Prima, ia cuma tersenyum binti cengar-cengir.