Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Andai Pilihanku Tepat...

12 Maret 2014   23:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selasa, 11 Maret 2014.

Siang terik!

Ban belakang sepeda motorku tak sengaja melindas paku. Paku yang sudah bengkok berkarat, menancap di ban hingga merangsek ke ban dalam tanpa merasa bersalah. Ban kempes! Mau tak mau, aku minggir, lalu aku menuntun sepeda motor, sementara Prima kuminta berjalan di sampingku.

Sekian menit berjalan, kutemukan tukang tambal ban, seorang bapak yang sudah agak tua, 65-an tahun. Ia sangat ramah, ditemani seorang anak kecil (cucunya yang pertama). Kulirik Prima senyam-senyum dengan beberapa orang yang menyapanya, yang kulu-kilir di depan tukang tambal ban tersebut. Beberapa sahabat, yang kebetulan lewat, menawarkan diri untuk mengantar Prima pulang sementara ban sepeda motor ditambal. Tapi....Prima tak mau. Ia malah bermain dengan cucu tukang tambal ban itu. Aku tak tahu kapan mereka kenalan dan menjadi akrab, lalu bermain bersama. Yah, ... namanya saja Prima.

Selesai tambal ban, kami berdua langsung pulang. Eh, sampai di rumah; tetangga berkomentar.

"Itulah, kenapa tadi tak naik mobil  saja. Coba kalau naik mobil. Ban mobil kena paku, masih ada ban cadangan, tinggal ganti ban bisa langsung pulang."

Saya cuma tersenyum. Aku merasa tak perlu memberi "kuliah siang" pada tetanggaku, mengapa aku memilih bermotor dari pada bermobil (Pernah kutulis di: Sudah di Pinggir, Masih Disuruh Minggir!). Lagi pula paku yang menancap di ban sepeda motorku malah menambah nilai positif bagi putriku. Ia mendapat teman baru, cucu tukang tambal ban. Prima juga tak mengeluh sekalipun harus berpanas-panas, jalan beberapa meter mencari tukang tambal ban.

Memang, dalam setiap peristiwa hidup di dunia ini, akan  ada dan tampak-kelihatan beberapa tipe manusia. Tipe itu tak lepas dari pilihannya. Antara lain ada tipe manusia "penonton". Tahu kami kena musibah (ban kempes), manusia penonton ya hanya menonton.  Seolah kami yang sedang berjalan beriringan dengan Prima putriku, sambil menuntun sepeda motor seperti tontonan yang sangat menarik (bisa jadi memang kami tontonan yang sangat menarik-'barang langka' ....wakakkk...). Tipe manusia "pengomentar", ya...contohnya tetangga kami (ups...maaf). Namun juga ada tipe manusia pelaku - pelaksana hidup, seperti bapak tua penambal ban tersebut. Ia pelaksana hidup, mengerjakan apa yang perlu dikerjakan, menolong orang yang perlu ditolong! Sekali lagi tipe tersebut tergantung pilihan masing-masing orang! Permasalahannya apakah pilihanku tepat?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun