Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membiasakan Murid Berani Bertanya

18 Januari 2023   11:49 Diperbarui: 18 Januari 2023   12:10 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membiasakan murid untuk berani bertanya. (dok.pribadi)

"Wah, bagus jawabanmu, Nak. Bisa ditambahi dikit biar tambah sempurna...."

Pada lain kesempatan saya membawa barang ke depan kelas. Saya membawa serabut kelapa kering di depan kelas. Nggak bicara sedikitpun. Serabut saya tunjukkan pada siswa. Bagi mereka itu barang baru, lalu pasti ada yang tanya...

"Apa itu Pak?"

"Untuk apa Pak?"

"Bapak ambil dimana?"

Dan....seterusnya.


Manfaat

Dari beberapa pengamatan yang saya lakukan, anak-anak yang dibiasakan untuk berani bertanya, ia akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.  Percaya diri, bahwa ia membutuhkan jawaban, bahwa ia ingin maju selangkah dengan apa yang ia ketahui.
Kemudian, anak-anak yang dibiasakan bertanya, mereka juga membentuk diri untuk menjadi pribadi yang mau belajar. Belajar "mikir sebelum nanya". Bertanya juga menggunakan arah, tujuan: apa yang mau ditanyakan, jawaban yang diharapkan dst.
Dengan proses semacam ini, saya sangat berharap, anak-anak ini kalau dewasa, mampu mandiri pikir, dan akhirnya kalau bicara berpikir dulu.


Kendala - solusi

Kadang murid merasa malu. Bahkan dalam suatu kesempatan, ada yang mengatakan, kalau murid yang sering bertanya itu adalah murid bodoh. Sedih mendengar kata-kata seperti itu. Mengatasi kendala tersebut, seorang pendidik perlu memberikan diri (hati) bagi para muridnya. Pendidik harus berani menjadi sahabat, orang tua bagi anak didiknya. Pendidik perlu "membesarkan hati" para muridnya agar tidak malu (bdk. Yus R. Hernandez, 2013:162) untuk bertanya.  

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun