Mohon tunggu...
Flora Damayanti
Flora Damayanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger | Photographer | Tour Consultant

Pendukung Pariwisata Berkelanjutan. Mendirikan Komunitas Cinta Geopark Bumi Hati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengubah Cara Pandang melalui Sound of Borobudur Movement

16 Mei 2021   21:37 Diperbarui: 16 Mei 2021   21:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Courtesy: Ganjar Pranowo

...relief alat-alat musik yng terpahat di dinding candi borobudur hari ini sudah bertransformasi menjadi nyata. Melampaui 13 abad Borobudur hari ini sudah berbunyi. Nyaring resonannya melampaui batas-batas sekat menembus ruang dan waktu.... Demikian penggalan sambutan dari Purwa Tjaraka mengawali pembukaan seminar dan lokakarya Borobudur Pusat Musik Dunia, 7-9 April 2021 lalu. 

Sound of borobudur movement adalah sebuah gerakan kebangsaan untuk membangkitkan kesadaran akan peninggalan budaya leluhur melalui seni musik. Pelbagai alat musik yang terpahat pada dinding candi direkonstruksi dan dibunyikan dengan interpretasi musik masa kini karena tak seorang pun pernah mendengar bunyi ataupun notasi musik pada abad ke-7. Mendengarkan musik yang dibawakan musisi-musisi yang tergabung dalam Sound of Borobudur rasanya seperti dibawa ke masa lalu pada masa kejayaan wangsa Syailendra di mana kesenian Budha mengalami puncaknya dengan dibangunnya mahakarya monumen pemujaan yang merupakan candi Budha terbesar di dunia menjadikannya magnet bagi peziarah spiritual dan kesenian Budha dari seluruh penjuru dunia. 

Kenyataan bahwa terdapat lebih dari 200 alat musik dan 40 ansambel musik yang terpahat pada dinding candi berupa alat musik tiup (aerophone), alat musik petik (cordophone), alat musik pukul (idiophone), alat musik tabuh (membranophone) yang hingga kini masih eksis dan tersebar ke sedikitnya 40 negara di dunia, memunculkan anggapan bahwa Borobudur pusat musik dunia. Dalam artian bahwa para peziarah dari seluruh penjuru dunia mempersembahkan karya seni musik sebagai bagian dari pemujaan. 

Alat musik di relief candi Borobudur masih dimainkan hingga kini di seluruh nusantara dan tersebar sedikitnya di 40 negara di dunia. (torku.sssmumbai.org)
Alat musik di relief candi Borobudur masih dimainkan hingga kini di seluruh nusantara dan tersebar sedikitnya di 40 negara di dunia. (torku.sssmumbai.org)
Menyadari hal ini, Trie Utami, Purwa Tjaraka dan Dewa Budjana bertekad untuk memulai dan mengampu project besar untuk merekonstruksi dan membunyikan alat-alat musik tersebut. Kini keseluruhan alat musik itu sudah menjelma menjadi nyata dan sudah berbunyi dalam harmoni. Gerakan Sound of Borobudur semakin nyaring mengajak anak bangsa untuk mengubah cara pandang kita terhadap candi Borobudur. Bukan lagi benda mati yang hanya dikagumi belaka namun diapresiasi dan dihidupkan melalui seni musik.

Komunitas pelaku seni pastinya akan tahu caranya untuk saling berkomunikasi dan berkolaborasi. Namun bagaimana dengan masyarakat awam? Tak sedikit penikmat musik menunggu-nunggu jadwal konser, festival musik dan sebagainya. Lalu setelah itu apa? Bagaimana supaya gerakan ini berkesinambungan dan memberikan dampak di dalam masyarakat? 

Menurut anggapan saya, gerakan ini perlu disebarluaskan kepada masyarakat luas khususnya kepada warga masyarakat usia dini melalui pendidikan formal. Musik selalu menyenangkan bagi anak-anak. Guru-guru tentu punya cara pendekatan yang efektif sesuai usia siswa. Melalui musik guru-guru dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis mengenai sejarah masa lalu, melemparkan pertanyaan yang mengundang diskusi di kelas. Selanjutnya dapat juga berupa penyelenggaraan lomba-lomba seperti menggambar poster, membuat esai, cerita bergambar, animasi dan sebagainya. 

Dukungan lain yang akan membuat gerakan ini semakin terdengar gaungnya adalah dari sektor pariwisata. Mencermati website soundofborobudur.org dijumpai bahwa sudah terbangun jejaring kegiatan Sound of Borobudur Movement di mana salah satunya adalah pembangunan Sound of Borobudur Learning Center di kawasan Borobodur sebagai wadah bagi program pendidikan dan pelatihan musik kepada masyarakat, pelajar dan tamu pariwisata. 

Learning and experience adalah unsur-unsur dalam wisata minat khusus (special interest tourism). Paket wisata minat khusus seni musik Borobudur memungkinkan peserta mengikuti beberapa sesi acara yang melibatkan pembelajaran dan pengalaman. Peserta bisa ikut memainkan alat-alat musik tertentu sesuai arahan instruktur. Jenis wisata ini memberikan pengalaman yang lebih personal dan yang (mungkin) tak terlupakan seumur hidup. 

Saya setuju dan sepemikiran dengan gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo yang beliau ungkapkan dalam kanal Youtubenya, beliau membayangkan akan ada workshop-workshopnya, kolaborasi-kolaborasi berikutnya, konser besar setiap tahun. Sebagai salah satu destinasi super prioritas, program-program tersebut akan membuat candi Borobudur semakin 'hidup' dan 'bergairah' serta memperkuat branding Wonderful Indonesia. Promosi pariwisata ini akan semakin efektif dengan membangun jaringan yang kuat dengan pelaku industri pariwisata, hotelier dan jurusan-jurusan pariwisata di universitas-universitas.

Yang tak kalah penting adalah sosialisasi gerakan Sound of Borobudur kepada guide-guide lokal candi Borobudur. Pengetahuan ini tentunya diperlukan agar bisa memberi penjelasan secara komprehensif mengenai apa itu Sound of Borobudur sekaligus mempromosikan event-event musik dan wisata minat khusus seni musik kepada tamu wisata domestik maupun asing. 

Maka, alangkah sia-sianya jika gerakan ini dibiarkan sendirian. Tentunya diperlukan sinergi dari segenap kalangan baik formal maupun informal. Promosi yang tepat sasaran akan membuat magnitudonya semakin dahsyat. Digaungkan terus-menerus agar menjadi kesadaran nasional sehingga  dapat mengubah cara pandang kita terhadap candi Borobudur, mempererat tali persatuan dalam kemajemukan, dan memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat di sekitar candi Borobudur. 

Pada akhirnya, ini semua adalah tanggung jawab kita bersama untuk menghidupkan kembali mahakarya peninggalan leluhur candi Borobudur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun