Mohon tunggu...
fleo
fleo Mohon Tunggu... Konsultan - ASN

Praktisi kehumasan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Soal Impor Minyak dan Subsidi BBM

21 Februari 2019   09:14 Diperbarui: 27 November 2019   16:33 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain perubahan nilai tukar rupiah terhadap US$, perubahan harga minyak dunia akan berdampak langsung terhadap impor minyak Indonesia. Dalam kondisi normal (tanpa campur tangan pemerintah), dampak kenaikan harga minyak dunia dapat mendorong harga minyak di dalam negeri dan juga dapat mempengaruhi supply pasokan BBM dan listrik nasional. 

Impor minyak nasional dibeli oleh Pertamina dengan US$, sementara itu sebagian besar pembangkit listrik PLN masih menggunakan BBM.

Kenaikan harga minyak mentah dunia akan menunda atau mengurangi pasokan (input) minyak mentah yang mampu diperoleh oleh produsen BBM di dalam negeri, sehingga pasokan di dalam negeri bisa tergagnggu, kurva supply bergeser ke kiri akibat kenaikan harga. 

Seperti yang tergambar pada grafik GB.2 berikut ini, apabila harga bahan baku naik maka biaya produksi akan naik juga dan mengakibatkan kenaikan harga BBM. 

Produsen menaikkan harga BBM, kemudian akan mengakibatkan berkurangnya permintaan BBM di dalam negeri. Hal ini tidak boleh terjadi, karena BBM merupakan komponen penting atas setiap barang dan jasa yang diproduksi, maka kondisi ini dapat menurunkan konsumsi, menekan produksi, mendorong kenaikan harga-harga barang, serta dapat mengganggu perekonomian dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sebagaimana diketahui bahwa pasar BBM di Indonesia termasuk pasar monopoli, yang mana tidak banyak produsen dalam negeri yang menghasilkan BBM selain perusahaan negara. 

Kebijakan tersebut ditempuh untuk menjalankan amanat Undang-Undang Dasar 1945, karena BBM termasuk komoditas yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak sehingga harus dikuasai oleh negara. 

Oleh sebab itu, permintaan BBM di pasar yang monopolistik nyaris bersifat inelastis sempurna. Sifat permintaan BBM yang inelastis meningkatkan risiko besarnya pengaruh komoditas tersebut bagi kesejahteraan rakyat, karena besarnya nett loss of consumer surplus jika suatu saat terjadi shock. 

Pada saat yang sama, Produsen berpotensi akan terlalu leluasa untuk mengendalikan harga untuk mengejar producer surplus yang sangat besar jika tidak dikendalikan oleh Pemerintah, berbeda dengan kondisi di pasar kompetitif.

Mempertimbangkan sifat produk BBM yang inelastis di pasar monopli, maka kebijakan pemerintah memberlakukan kebijakan subsidi untuk mempertahankan/ melindungi kesejahteraan masyarakat (consumer surplus) sekaligus menekan social cost yang timbul di pasar BBM dan listrik sudah sangat tepat. 

Subsidi kepada Pertamina dan PLN diharapakan akan mampu mempertahankan kesejahteraan masyarakat dengan menjaga stabilitas harga BBM dengan menjaga supply energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun