"You can pass a law, but until you change society's attitudes, that law won't mean." -- Denise Sherer Jacobson
Kalimat pembuka di atas dikutip dari film dokumenter Crip Camp; A Disability Revolution, itu memang bisa dikonfirmasi kebenarannya; bahwa kemanusiaan itu adalah problem manusianya.
Film ini disutradarai oleh Jim Lebrecht (Jim) dan Nicole Newnham. Menjadi sutradara bukan sekadar mengkonstruksi sebuah cerita yang antah-berantah, tapi ini adalah benar-benar kisah Jim selama di Kamp Jened. Kisah yang mungkin menjadi inspirasi bagi semua orang bahwa interupsi pada kenyataan itu adalah mungkin.
Netflix merupakan distributor film ini. Durasi 1 jam 50 menit dengan gambar hampir keseluruhan hitam-putih. Iya, karena ini hasil rekaman langsung Jim ketika dia mulai jadi peserta di kamp.
Kamp Jened merupakan kamp musim panas khusus untuk penyandang disabilitas. Bertempat di Catskill, negara bagian New York. Kamp Jened dikelola oleh kaum hippie. Aktivitas yang dilakukan di kamp beragam: berdiskusi, olahraga, memecahkan masalah, bermusyawarah, dan cinta.
Orang-orang dalam kamp pun merasa mereka adalah bagian dari dunia. Dunia di luar kamp adalah bukan dunia, karena dunia di luar kamp adalah dunia yang mempunyai banyak syarat agar bisa diangap sebagai bagian dari dunia, bagi mereka. Di kamp mereka terlibat dalam segala pengambilan keputusan.
Film dokumenter ini di awal-awal menceritakan segala aktivitas di kamp. Aktivitas orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik. Namun, ini bukanlah suatu inti dari cerita dalam film.
Poin penting dari film ini adalah: suatu interupsi pada politik itu membutuhkan kerja-kerja organisasi, dikondisikan oleh kesadaran akan situasi; situasi yang dibicarakan secara terus-menerus. Â
Karena hanya bersifat sementara di kamp, kesulitan bagi disabilitas adalah setelah keluar dari kamp; menghadapi dunia yang sebenarnya. Dunia yang terlalu muluk-muluk. Dunia yang seolah dimiliki bersama, tidak dimiliki pribadi oleh satu orang pun, karena tidak lama akan meningalkan dunia juga. Tapi sekaligus dunia yang membuat batas-batas antara saya dan mereka. Dari dunia ini setiap orang menjadi asing, atau bahkan diasingkan oleh dunia. Dan itulah masalahnya bagi disabilitas alumni Kamp Jened; diskriminasi.
Beberapa dari alumni kamp, katakanlah demikian, bergabung dengan gerakan sosial Disabeled in Action (DIA). Gerakan ini merupakan hasil tuntutan hukum yang diajukan terhadap Dewan Pendidikan di Kota New York. Yaitu persoalan pemisahan disabilitas pada akses publik.