Sore itu, saat matahari datar dihadapanku, aku bertemu dengan dua orang yang aku anggap sepuh dalam dunia nyata.Â
Sepuh dalam arti; dengan keterbatasan fisik mereka, selalu terlibat dalam masalah yang juga aku hadapi. Dan, mereka lebih memahami.
Kita bertiga mempunyai hal yang sama dalam masalah; masalah cerita: aku diceritakan orang dan mereka menceritakan orang.
Di dalam angkutan umum itu, kita bertiga tanpa akhir selalu memulai cerita.
"Begitulah mereka! Seolah paham akan akar permasalahan hidup ini." Aku memulai dengan masalahku.
Beberapa orang menganggap aktivitasku dengan masyarakat adalah sekedar cari nama.
"Kita juga selalu dianggap pengemis! Seperti bapak kemarin." Abdulah juga memulainya.
"Iya... padahal kita juga sama dengan mereka, sama-sama berdagang." Sambung Wahyu.
Sampai di terminal, mereka turun dengan tongkat dan tas hitam berisi tisu sambil bergandengan, pergi ke jalan ramai.
Dengan pamit dan alasan, aku meneruskan perjalananku.