Mohon tunggu...
Sigit Santoso
Sigit Santoso Mohon Tunggu... Administrasi - Peduli bangsa itu wajib

fair play, suka belajar dan berbagi pengalaman http://fixshine.wordpress.com https://www.facebook.com/coretansigit/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apapun Profesimu, Belajar Serius Itu Wajib

29 Agustus 2021   15:27 Diperbarui: 29 Agustus 2021   15:43 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Loncatan super Ronaldo, sebelum menyundul bola ini tekniknya sering dipelajari secara matematis (gambar twitter.com/juventusfcen)

Pagi ini saya membaca di IG saya ada tampilan dari salah satu akun yang seakan-akan menyanjung Ronaldo seperti ini,

--------------

"..

Dulu guru matematikaku berkata,"kamu tidak akan pernah punya uang jika hanya bermain bola, hentikan itu dan mulailah belajar...!"

Entah apa yang terjadi bila saat itu aku berhenti mengejar impianku
- Christiano Ronaldo-...."

---------------

Sekilas tampaknya bijaksana pesannya mengejar impian mati-matian. Padahal narasi pada gambar itu sungguh menyesatkan. Bagaimana nasehat seorang guru tentang belajar matematika dinafikkan ?

Saya tidak percaya kejadian sebenarnya begitu. Jelas benar kalau HANYA bermain bola tidak akan menjadikan seseorang bintang besar. Justru dengan pemahaman matematika dia menjadi bintang besar.

Contoh paling dekat, memangnya kenapa Ronaldo dilepas Juve ke MU, padahal MU baru masuk di saat terakhir. Ya karena City maunya free, MU bayar biaya transfernya, belum gajinya, dan seterusnya. Ini jelas matematika.

Sepakbola modern juga bukan sekedar nendang bola dan nggocek doang. Memangnya bola bagus tidak dibuat dengan standar perhitungan matematika yang standar ?

Perhatikan betapa atletisnya badan CR7 dibandingkan 10 tahun yang lalu misalnya. Secara umur saat ini seharusnya dia sudah pensiun. Tapi dia tetap penentu tiap permainan Juve dan kemarin kapten timnas Portugal. Ini jelas matematika. Jika punya modal sebesar A harus ditambah Effort sebesar apa agar sesuai dengan targetnya. 

Agar bisa melewati bek, harus lari sekencang apa itu target, caranya matematika juga. Berapa kilometer harus lari tiap hari. Berapa massa otot harus dibentuk. Dan seterusnya dengan perhitungan-perhitungan rumit lainnya.

Jadi tidak sekedar main bola.

Latihan terukur dan mengejar target itu jelas matematika. Selebihnya benar adalah passion. Manusia memang akan optimal jika mengikuti passionnya. Ini seperti Solkjaer yang kemudian jadi pelatih, namun Beckham jadi artis dan berbisnis.

Tanpa matematika, lihatlah Ronaldo yang lain yang bintang Brasil itu, gocekannya melegenda. Tapi dia tak disiplin dalam gaya hidup dan pola makan. Perutnya membuncit beratnya melonjak hingga 98 kg ! Cedera jelas gampang melanda. Selepas umur 27 tahun, kemampuannya makin menurun. 

Berpindah2 klub bukan jadi penentu kemenangan tapi jadi beban karena sering cedera. Tragis kan semua karena hanya pintar bermain tapi tidak belajar matematikanya.

Saya yakin Ronaldo asal Portugal yang sekarang balik ke MU yang membesarkannya itu, malah sangat berterima kasih sama guru matematikanya itu. Karena dengan belajar matematika dia tau caranya menjadi bintang yang terus terang, terang terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun