Mohon tunggu...
Sigit Santoso
Sigit Santoso Mohon Tunggu... Administrasi - Peduli bangsa itu wajib

fair play, suka belajar dan berbagi pengalaman http://fixshine.wordpress.com https://www.facebook.com/coretansigit/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika Trump Mulai Melunak

17 Oktober 2018   07:15 Diperbarui: 17 Oktober 2018   10:28 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trump menunggu hasil investigasi dulu atas case Jamal Kashoggi (gambar dari cnbc.com)

Trump tiba-tiba melunak. Setelah beberapa hari menebar ancaman ke Arab Saudi mengenai atas kasus hilangnya Jamal Kashoggi di konsulat Arab Saudi di Turki.

Trump mengatakan melalui cuitan twitternya, "....Just spoke with the Crown Prince of Saudi Arabia who totally denied any knowledge of what took place in their Turkish Consulate. He was with Secretary of State Mike Pompeo..."

Ya Trump sepertinya tidak terlalu menggebu-gebu lagi. Ia berusaha percaya saja. Ketika dijelaskan antara Arab Saudi dan Turki membentuk team investigasi bersama.

Tentu berbanding terbalik karena dua hari sebelumnya Trump melontarkan ancaman keras,"...Kita akan menyelidiki sampai ke akar dan akan ada hukuman berat,...." Walaupun uniknya soal penjualan senjata dan keperluan militer ke Arab Saudi Trump tidak mau menguranginya.

Sandiwara ? Bisa dipahami.

Dalam konteks toh Kashoggi bukan warga negara Amerika, tapi warga Arab Saudi yang terusir dari negaranya karena berseberangan politik dan pandangan. Sehingga, jikalau tunangan Kashoggi tidak mengangkatnya sebagai tragedi di konsulat Arab Saudi di Turki, maka kasus ini akan tertutup rapat. Karena disinyalir Kashoggi terbunuh dengan cara mutilasi dan dihilangkan jejaknya. Kekejamannya memang mendunia dan sangat tak bisa ditolelir.

Meski demikian tanpa adanya bukti kuat, hanya berdasar latar belakang konflik politik saja tentu menjadikan berang Arab Saudi. Karena terusir dari tanah Arab saja sudah cukup. Jika terbunuh, tiba-tiba tuduhannya diarahkan ke Sang Pangeran Mohammed bin Salman pemimpin de facto Kingdom of Saudi Arabia, jelas mereka akan membalas. Karena diam berarti juga mengakui usaha pembunuhan tersebut.

Kekayaan minyak yang bisa dijual semau mereka, pertukaran informasi intelijen, bahkan bersekutu dengan Iran bisa menjadi kartu-kartu Truf menekan balik Amerika.

Yang tidak dimiliki Arab Saudi, adalah rekaman CCTV di konsulat itu yang kebetulan mati saat kejadian. Sehingga, tidak ada bukti kuat. Akhirnya, semua kembali kepada barter kepentingan mana yang lebih kuat.

Seberapa pentingkah membela Kashoggi untuk Trump dan Amerika ? Apakah hanya untuk menegaskan arogansi ?

Ironis memang ketika nanti hanya menjadi catatan laporan hasil penyelidikan saja. Sehingga penanganan kasus HAM berat seperti ini menjadi loyo, karena mencampur adukkan kepentingan lain.

Turut prihatin untuk Hatice Cengize, yang hari bahagianya kandas, sebagai resiko perjuangan bebas berpendapat calon suaminya yang menantang otoritas Arab Saudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun